medcom.id, Jakarta: Presiden Joko Widodo diminta tak hanya merombak para menteri Kabinet Kerja. Para direktur jenderal maupun pejabat eselon satu di dalam kementerian juga dinilai perlu di-reshuffle.
"(Reshuffle) jangan hanya menteri tapi sampai dirjen-dirjen," kata Direktur Eksekutif Prakarsa Ah Maftuchan dalam diskusi di Warung Kopi Deli, Jalan Sunda, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (17/4/2016).
Menurut dia, banyak dirjen yang kurang efektif dalam menjalankan program-program Nawacita yang digadang-gadang Presiden Jokowi. Padahal, peran dirjen juga besar untuk membantu para menteri dalam dalam menjalankannya.
"Dirjen itu kewenangannya dari presiden. Direktur-direkturnya baru ada di menteri," papar dia.
Dia juga menyoroti para lembaga negara. Pasalnya, baik-buruk kinerja lembaga negara seperti Badan Narkotika Nasional hingga Badan Nasional Penanggulangan Terorisme juga mempengaruhi pandangan publik terhadap kinerja Kabinet.
Maftuchan pun bercerita sejatinya Presiden Jokowi menyadari pentingnya birokrasi di kementerian dan lembaga negara dalam menjalankan program Nawacita. Hal itu, kata Maftuchan, dikatakan kepadanya saat bertemu Presiden.
Dia mengaku sempat menanyakan kepada Jokowi apa tantangan terbesar yang dihadapinya. Awalnya, Maftuchan menduga Jokowi menjadikan DPR sebagai tantangan terberat.
"Dia bilang 'bukan parlemen yang masalah. Parlemen asalnya dari 'parle' sartinya bicara. Jadi memang parlemen tukang bicara.' Dia confident hadapi partai yang berat, adalah urus birokrasi yang sudah akut," kata Maftuchan.
medcom.id, Jakarta: Presiden Joko Widodo diminta tak hanya merombak para menteri Kabinet Kerja. Para direktur jenderal maupun pejabat eselon satu di dalam kementerian juga dinilai perlu di-
reshuffle.
"(
Reshuffle) jangan hanya menteri tapi sampai dirjen-dirjen," kata Direktur Eksekutif Prakarsa Ah Maftuchan dalam diskusi di Warung Kopi Deli, Jalan Sunda, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (17/4/2016).
Menurut dia, banyak dirjen yang kurang efektif dalam menjalankan program-program Nawacita yang digadang-gadang Presiden Jokowi. Padahal, peran dirjen juga besar untuk membantu para menteri dalam dalam menjalankannya.
"Dirjen itu kewenangannya dari presiden. Direktur-direkturnya baru ada di menteri," papar dia.
Dia juga menyoroti para lembaga negara. Pasalnya, baik-buruk kinerja lembaga negara seperti Badan Narkotika Nasional hingga Badan Nasional Penanggulangan Terorisme juga mempengaruhi pandangan publik terhadap kinerja Kabinet.
Maftuchan pun bercerita sejatinya Presiden Jokowi menyadari pentingnya birokrasi di kementerian dan lembaga negara dalam menjalankan program Nawacita. Hal itu, kata Maftuchan, dikatakan kepadanya saat bertemu Presiden.
Dia mengaku sempat menanyakan kepada Jokowi apa tantangan terbesar yang dihadapinya. Awalnya, Maftuchan menduga Jokowi menjadikan DPR sebagai tantangan terberat.
"Dia bilang 'bukan parlemen yang masalah. Parlemen asalnya dari 'parle' sartinya bicara. Jadi memang parlemen tukang bicara.' Dia confident hadapi partai yang berat, adalah urus birokrasi yang sudah akut," kata Maftuchan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(AZF)
