medcom.id, Jakarta: Politikus PAN Teguh Juwarno membantah terlibat dalam kasus korupsi KTP elektronik (KTP-el). Ia juga tidak pernah tahu adanya bagi-bagi duit proyel KTP-el.
"Saya sama sekali tidak tahu menahu soal adanya pembagian duit KTP-el," kata Teguh saat dikonfirmasi, Selasa 7 Maret 2017.
Ketua Komisi VI DPR RI itu disebut-sebut menerima duit USD100 ribu dari proyek KTP-el. Uang digelontorkan pada Badan Anggaran, pimpinan fraksi, ketua kelompok fraksi dan anggota Dewan di Komisi II periode 2009-2014.
Duit diberikan supaya anggota Dewan menyetujui anggaran pengadaan KTP-el dan penambahan anggaran KTP-el dalam APBN Perubahan 2012.
"Saya yakin nama saya dicatut pihak-pihak tertentu," kata Teguh yang kala itu menjabat Wakil Ketua Komisi II.
Taeguh mendukung penuh kerja KPK buat membongkar skandal tersbut. Dia berharap pengadilan dapat mengungkap dan mengusust tuntas pihak-pihak yang terlibat dalam kasus tersebut.
Teguh siap dipanggil ke pengadilan untuk megonfirmasi dugaan adanya bagi-bagi duit. "Siap, saya pasti akan mendukung penegakan hukum, sebagaimana saya memenuhi panggilan KPK sebagai saksi," ujarnya..
Sejumlah anggota DPR disebut-sebut menerima uang terkait proyek KTP-el. Di antaranya, Setya Novanto, Chairumah Harahap dan Ganjar Pranowo. Ketiganya membantah menerima suap.
Juru bicara KPK Febri Diansyah mengatakan, KPK telah menerima pengembalian uang senilai Rp 250 miliar dari berbagai pihak, yaitu 5 korporasi, dan 1 konsorsium senilai Rp 220 miliar, serta dari 14 orang, di antaranya anggota DPR senilai Rp 30 miliar.
Kasus dugaan korupsi pengadaan proyek e-KTP akan disidangkan pada 9 Maret 2017 di Pengadilan Negeri Tindak Pidana Korupsi (PN Tipikor) Jakarta. Ketua KPK Agus Rahardjo menyebut akan ada banyak nama tenar yang muncul dalam persidangan itu.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/eN47BPWK" frameborder="0" scrolling="no" allowfullscreen></iframe>
medcom.id, Jakarta: Politikus PAN Teguh Juwarno membantah terlibat dalam kasus korupsi KTP elektronik (KTP-el). Ia juga tidak pernah tahu adanya bagi-bagi duit proyel KTP-el.
"Saya sama sekali tidak tahu menahu soal adanya pembagian duit KTP-el," kata Teguh saat dikonfirmasi, Selasa 7 Maret 2017.
Ketua Komisi VI DPR RI itu disebut-sebut menerima duit USD100 ribu dari proyek KTP-el. Uang digelontorkan pada Badan Anggaran, pimpinan fraksi, ketua kelompok fraksi dan anggota Dewan di Komisi II periode 2009-2014.
Duit diberikan supaya anggota Dewan menyetujui anggaran pengadaan KTP-el dan penambahan anggaran KTP-el dalam APBN Perubahan 2012.
"Saya yakin nama saya dicatut pihak-pihak tertentu," kata Teguh yang kala itu menjabat Wakil Ketua Komisi II.
Taeguh mendukung penuh kerja KPK buat membongkar skandal tersbut. Dia berharap pengadilan dapat mengungkap dan mengusust tuntas pihak-pihak yang terlibat dalam kasus tersebut.
Teguh siap dipanggil ke pengadilan untuk megonfirmasi dugaan adanya bagi-bagi duit. "Siap, saya pasti akan mendukung penegakan hukum, sebagaimana saya memenuhi panggilan KPK sebagai saksi," ujarnya..
Sejumlah anggota DPR disebut-sebut menerima uang terkait proyek KTP-el. Di antaranya, Setya Novanto, Chairumah Harahap dan Ganjar Pranowo. Ketiganya membantah menerima suap.
Juru bicara KPK Febri Diansyah mengatakan, KPK telah menerima pengembalian uang senilai Rp 250 miliar dari berbagai pihak, yaitu 5 korporasi, dan 1 konsorsium senilai Rp 220 miliar, serta dari 14 orang, di antaranya anggota DPR senilai Rp 30 miliar.
Kasus dugaan korupsi pengadaan proyek e-KTP akan disidangkan pada 9 Maret 2017 di Pengadilan Negeri Tindak Pidana Korupsi (PN Tipikor) Jakarta. Ketua KPK Agus Rahardjo menyebut akan ada banyak nama tenar yang muncul dalam persidangan itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)
