Jakarta: Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago mengkritisi fungsi Dewan Perwakilan Daerah (DPD) saat ini. Menurutnya, fungsi perwakilan daerah itu belum ideal seperti ekspektasi masyarakat.
"Ekspektasi masyarakat terhadap DPD sangatlah tinggi. Di level legislatif, DPD mendapat legitimasi paling kuat dari rakyat dalam konteks jumlah pemilih," ujar Pangi, Rabu 24 Juli 2019.
Dia menekankan perlunya penguatan DPD secara kelembagaan. Hal ini diperlukan untuk mengembalikan muruah dewan, khususnya sebagai representasi langsung dari daerah. Karena sejatinya DPD merupakan 'lawan tanding' DPR, terutama untuk melakukan check and balance.
Pangi menyebut ada tiga langkah yang bisa dilakukan untuk menguatkan DPD. Pertama yakni dengan memegang teguh amanat konstitusi terkait fungsi DPD.
"Anggota bukan hanya semata menjadi 'utusan' daerah tetapi harus mampu menyuarakan dan memperjuangkan kepentingan daerah di tingkat pusat dan melahirkan produk undang-undang bersama dengan DPR," kata dia.
Kedua, kewenangan DPD harus diperluas. Tak hanya berkutat hanya urusan kedaerahan, namun dilibatkan secara penuh. Pangi menyebut hal ini akan menguntungkan baik di tingkat pusat maupun daerah.
"Mekanisme ini akan menghasilkan produk undang-undang yang lebih berkualitas dengan legitimasi yang sangat kuat," kata dia.
Terakhir, yakni kepemimpinan DPD yang kuat. Pangi menyebut hal ini sangat diperlukan untuk menjaga muruwah DPD dalam tarik menarik kepentingan di ranah politik nasional.
Pangi melihat sosok yang bisa mengendalikan DPD adalah seseorang yang berkarakter kuat, otentik dalam hal narasi, komunikatif, diterima semua kalangan, berintegritas dan merupakan punya sikap negarawan.
"Sosok seperti itu bisa menghilangkan sumbatan komunikasi internal maupun eksternal, sehingga mengangkat kembali muruah DPD," ujar dia.
Sejauh ini, sejumlah nama kandidat pimpinan DPD sudah mencuat. Dari wilayah Indonesia Barat, kandidat yang mulai muncul yakni Jimly Asshiddiqie dan Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas. Dari wilayah Indonesia Timur, ada sosok Tamsil Linrung, selain itu, ada juga sosok-sosok lain yang pantas diperhitungkan.
Jakarta: Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago mengkritisi fungsi Dewan Perwakilan Daerah (DPD) saat ini. Menurutnya, fungsi perwakilan daerah itu belum ideal seperti ekspektasi masyarakat.
"Ekspektasi masyarakat terhadap DPD sangatlah tinggi. Di level legislatif, DPD mendapat legitimasi paling kuat dari rakyat dalam konteks jumlah pemilih," ujar Pangi, Rabu 24 Juli 2019.
Dia menekankan perlunya penguatan DPD secara kelembagaan. Hal ini diperlukan untuk mengembalikan muruah dewan, khususnya sebagai representasi langsung dari daerah. Karena sejatinya DPD merupakan 'lawan tanding' DPR, terutama untuk melakukan check and balance.
Pangi menyebut ada tiga langkah yang bisa dilakukan untuk menguatkan DPD. Pertama yakni dengan memegang teguh amanat konstitusi terkait fungsi DPD.
"Anggota bukan hanya semata menjadi 'utusan' daerah tetapi harus mampu menyuarakan dan memperjuangkan kepentingan daerah di tingkat pusat dan melahirkan produk undang-undang bersama dengan DPR," kata dia.
Kedua, kewenangan DPD harus diperluas. Tak hanya berkutat hanya urusan kedaerahan, namun dilibatkan secara penuh. Pangi menyebut hal ini akan menguntungkan baik di tingkat pusat maupun daerah.
"Mekanisme ini akan menghasilkan produk undang-undang yang lebih berkualitas dengan legitimasi yang sangat kuat," kata dia.
Terakhir, yakni kepemimpinan DPD yang kuat. Pangi menyebut hal ini sangat diperlukan untuk menjaga muruwah DPD dalam tarik menarik kepentingan di ranah politik nasional.
Pangi melihat sosok yang bisa mengendalikan DPD adalah seseorang yang berkarakter kuat, otentik dalam hal narasi, komunikatif, diterima semua kalangan, berintegritas dan merupakan punya sikap negarawan.
"Sosok seperti itu bisa menghilangkan sumbatan komunikasi internal maupun eksternal, sehingga mengangkat kembali muruah DPD," ujar dia.
Sejauh ini, sejumlah nama kandidat pimpinan DPD sudah mencuat. Dari wilayah Indonesia Barat, kandidat yang mulai muncul yakni Jimly Asshiddiqie dan Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas. Dari wilayah Indonesia Timur, ada sosok Tamsil Linrung, selain itu, ada juga sosok-sosok lain yang pantas diperhitungkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)
