medcom.id, Jakarta: Pengamat terorisme dari Aliansi Indonesia Damai (AIDA) Hasibullah Satrawi menilai, kelompok militan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) mulai kocar-kacir di tempat asalnya. Sementara itu, basis ISIS di Indonesia dinilai cukup kuat.
Hasibullah punya alasan. Pernyataan itu berkaitan dengan level keyakinan pengikut kelompok militan itu. Meski keteteran di Iran dan Syria, keyakinan pendukung ISIS di Indonesia tak luntur.
“Karena mereka tetap percaya bahwa ISIS adalah satu sistem negara yang sesuai dengan ketentuan agamanya,” kata Hasibullah dalam Prime Time News Metro TV, Senin 26 Juni 2017.
Bahkan, beberapa pengikut fanatik kelompok ini menilai ISIS merupakan negara yang layang mereka perjuangkan. ISIS, tambah Hasibullah, dinilai sebagai sebuah pilihan masa depan.
Hasibullah menjelaskan, tak sedikit dari anggota ISIS bergabung karena tertipu. Mereka diiming-imingi janji bahwa ISIS adalah jembatan menuju masa depan lebih baik.
“ISIS ini mengklaim sebagai jembatan menuju masa depan yang lebih baik bahkan untuk mendapatkan surga,” jelasnya.
Kendati kekuatannya melemah di Timur Tengah, ISIS diduga tetap memberikan perintah kepada pendukungnya untuk melakukan serangan. Namun, serangan ini dapat dilakukan tanpa proses birokrasi, melainkan tergantung situasi di lapangan.
Hasibullah mencontohkan kasus yang terjadi di Polda Sumatera Utara yang berdekatan dengan Hari Raya Idul Fitri. Menurutnya, waktu tersebut dipilih karena aparat kepolisian yang fokus terhadap pengamanan lebaran dinilai lengah.
“Ini yang barangkali digunakan oleh kelompok ISIS di Indonesia bahwa ini adalah kelengahan, ini yang bisa digunakan untuk menyerang mereka (polisi),” tegas Hasibullah.
medcom.id, Jakarta: Pengamat terorisme dari Aliansi Indonesia Damai (AIDA) Hasibullah Satrawi menilai, kelompok militan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) mulai kocar-kacir di tempat asalnya. Sementara itu, basis ISIS di Indonesia dinilai cukup kuat.
Hasibullah punya alasan. Pernyataan itu berkaitan dengan level keyakinan pengikut kelompok militan itu. Meski keteteran di Iran dan Syria, keyakinan pendukung ISIS di Indonesia tak luntur.
“Karena mereka tetap percaya bahwa ISIS adalah satu sistem negara yang sesuai dengan ketentuan agamanya,” kata Hasibullah dalam
Prime Time News Metro TV, Senin 26 Juni 2017.
Bahkan, beberapa pengikut fanatik kelompok ini menilai ISIS merupakan negara yang layang mereka perjuangkan. ISIS, tambah Hasibullah, dinilai sebagai sebuah pilihan masa depan.
Hasibullah menjelaskan, tak sedikit dari anggota ISIS bergabung karena tertipu. Mereka diiming-imingi janji bahwa ISIS adalah jembatan menuju masa depan lebih baik.
“ISIS ini mengklaim sebagai jembatan menuju masa depan yang lebih baik bahkan untuk mendapatkan surga,” jelasnya.
Kendati kekuatannya melemah di Timur Tengah, ISIS diduga tetap memberikan perintah kepada pendukungnya untuk melakukan serangan. Namun, serangan ini dapat dilakukan tanpa proses birokrasi, melainkan tergantung situasi di lapangan.
Hasibullah mencontohkan kasus yang terjadi di Polda Sumatera Utara yang berdekatan dengan Hari Raya Idul Fitri. Menurutnya, waktu tersebut dipilih karena aparat kepolisian yang fokus terhadap pengamanan lebaran dinilai lengah.
“Ini yang barangkali digunakan oleh kelompok ISIS di Indonesia bahwa ini adalah kelengahan, ini yang bisa digunakan untuk menyerang mereka (polisi),” tegas Hasibullah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(DRI)
