'Lampu Hijau' Vaksinasi Menunggu Sertifikasi

Jakarta: Pemerintah memastikan pemberian vaksin covid-19 akan memperhatikan kajian ilmiah. Vaksin bakal melewati tahapan sertifikasi sebelum diberikan ke masyarakat. "Karena (proses) ini semua harus sesuatu yang ilmiah dan pasti. Ilmiah dan pasti itu menunggu data," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam program Prime Talk Metro TV, Senin, 7 Desember 2020. Airlangga mengatakan, vaksin Sinovac yang baru tiba di Indonesia mesti memperoleh izin penggunaan situasi darurat atau emergency use authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Kemudian sertifikasi dari Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI). Tak hanya itu, data uji klinik dari Sinovac dan pengujian di negara lain akan dibandingkan. Data tersebut guna melihat efektivitas serta kesiapan vaksinasi. Baca: MUI Segera Keluarkan Fatwa Halal Vaksin Covid-19 Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PCPEN) ini menegaskan, jadwal vaksinasi tidak bisa berdasarkan asumsi. Dia berharap vaksinasi bisa diwujudkan pada Januari 2021  "Harapannya tentu kita berharap bulan Januari sudah bisa (vaksin), (dengan) kita melihat kelengkapan data yang masuk," ujar Airlangga. Sebanyak 1,2 juta dosis vaksin covid-19 Sinovac tiba di Indonesia. Vaksin itu disebut sebagai harapan baru penanganan virus berbahaya di Tanah Air. Dalam video Sekretariat Presiden terdapat pesawat yang membawa vaksin covid-19 dan mendarat Minggu, 6 Desember 2020, sekira pukul 21.25 WIB di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten. Vaksin itu dibawa oleh maskapai Garuda Indonesia dengan jenis Boeing 777-300ER. Vaksin itu telah diuji secara klinis di Bandung, Jawa Barat sejak Agustus 2020. Pemerintah masih mengupayakan 1,8 juta dosis vaksin yang bakal tiba pada Januari 2021.