Jakarta: Ketua Badan Penanggulangan Ekstremisme dan Terorisme (BPET) MUI, Muhammad Syauqillah, menilai menanggulangi paham teroris tidak hanya menjadi tugas Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri. MUI dinilai punya peran dalam penanganan tersebut.
"Bukan hanya urusan kementerian, bukan hanya menjadi kavling dari pada BNPT atau Densus 88, MUI mungkin juga menjadi penting pada saat ini," kata Syauqillah dalam webinar 'Peringatan 20 Tahun Bom Bali', Sabtu, 15 Oktober 2022.
Syauqillah mengatakan BPET MUI juga menggelar kegiatan positif untuk mereduksi adanya ancaman tindak pidana terorisme. Potensi modus tindak kejahatan tersebut di masa depan dianalisa.
"Menjadi penting hari ini untuk kita lihat dan tren terorisme ke depan sangatlah kompleks," ujar Syauqillah.
Ia menilai terorisme yang terjadi di masa sekarang kerap dilatarbelakangi dari penggunaan media sosial. Situasi tersebut juga menjadi bagian penting yang disorot BPET MUI dalam rangka pencegahan.
Syauqillah menekankan pemberantasan terorisme merupakan kerja kolektif. Seluruh elemen bangsa mesti terlibat supaya aksi-aksi teroris tak terjadi lagi.
"Kita menjaga memori kolektif dan terus bekerja sama bahu-membahu sesama anak bangsa. Sehingga, peristiwa yang memilukan itu tidak terjadi lagi di masa-masa yang akan datang," ujar Syauqillah.
Jakarta: Ketua Badan Penanggulangan Ekstremisme dan Terorisme (BPET) MUI, Muhammad Syauqillah, menilai menanggulangi paham teroris tidak hanya menjadi tugas Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (
BNPT) dan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri. MUI dinilai punya peran dalam penanganan tersebut.
"Bukan hanya urusan kementerian, bukan hanya menjadi kavling dari pada BNPT atau Densus 88, MUI mungkin juga menjadi penting pada saat ini," kata Syauqillah dalam webinar 'Peringatan 20 Tahun Bom Bali', Sabtu, 15 Oktober 2022.
Syauqillah mengatakan BPET MUI juga menggelar kegiatan positif untuk mereduksi adanya ancaman tindak pidana
terorisme. Potensi modus tindak kejahatan tersebut di masa depan dianalisa.
"Menjadi penting hari ini untuk kita lihat dan tren terorisme ke depan sangatlah kompleks," ujar Syauqillah.
Ia menilai
terorisme yang terjadi di masa sekarang kerap dilatarbelakangi dari penggunaan media sosial. Situasi tersebut juga menjadi bagian penting yang disorot BPET MUI dalam rangka pencegahan.
Syauqillah menekankan pemberantasan terorisme merupakan kerja kolektif. Seluruh elemen bangsa mesti terlibat supaya aksi-aksi teroris tak terjadi lagi.
"Kita menjaga memori kolektif dan terus bekerja sama bahu-membahu sesama anak bangsa. Sehingga, peristiwa yang memilukan itu tidak terjadi lagi di masa-masa yang akan datang," ujar Syauqillah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)
