Jakarta: Ketua DPP Partai Nasdem Effendy Choirie menolak penambahan anggota koalisi pendukung Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Dia meminta oposisi tetap menjadi oposisi.
"Ini sudah cukup, enggak perlu ditambah. Yang kalah ya sudah jadi oposisi. Koalisi yang menang juga jangan ajak yang kalah," katanya dalam sebuah diskusi di Jakarta Pusat, Sabtu, 27 Juli 2019.
Menurut pria yang karib disapa Gus Choi ini ide dan gagasan dari oposisi dapat diambil untuk memperkuat strategi dan pilihan program kepemimpinan mendatang. Namun bukan berarti memberi celah partai oposisi untuk masuk koalisi.
"Soliditas kemenangan ini harus dijaga. Tidak pantas yang kalah mau diajak bahkan kemudian minta posisi seperti Jaksa Agung harus diganti, tidak dari Nasdem. Ini kok diajak, malah melunjak," tuturnya.
Baca juga: NasDem Bakal Kawal Pembentukan Kabinet Jokowi
Menurutnya, Presiden Joko Widodo tidak perlu ragu dan bimbang. Sebab, gerbong koalisi saat ini sudah cukup untuk mengawal pemerintahan lima tahun ke depan.
Gus Choi menambahkan tugas oposisi sebagai penyeimbang dan kontrol kepemimpinan diperlukan. Masyarakat dapat menilai peran oposisi tersebut untuk pemilu 2024 mendatang.
"Kalau jadi oposisi yang baik, konstruktif, produktif, akan dipetik untuk pemilu 2024," ucapnya.
Dia menghimbau kepada koalisi 01 untuk tak serakah dengan menyodorkan nama-nama menteri. Bahkan mengancam Jokowi terkait dukungan yang tak gratis.
"Belum apa-apa sudah kirim nama, saya kira membuat suasana tidak kondusif, baik di masyarakat dan persahabatan dengan koalisi. Pak Jokowi akan membagi secara proposional," pungkasnya.
Jakarta: Ketua DPP Partai Nasdem Effendy Choirie menolak penambahan anggota koalisi pendukung Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Dia meminta oposisi tetap menjadi oposisi.
"Ini sudah cukup, enggak perlu ditambah. Yang kalah ya sudah jadi oposisi. Koalisi yang menang juga jangan ajak yang kalah," katanya dalam sebuah diskusi di Jakarta Pusat, Sabtu, 27 Juli 2019.
Menurut pria yang karib disapa Gus Choi ini ide dan gagasan dari oposisi dapat diambil untuk memperkuat strategi dan pilihan program kepemimpinan mendatang. Namun bukan berarti memberi celah partai oposisi untuk masuk koalisi.
"Soliditas kemenangan ini harus dijaga. Tidak pantas yang kalah mau diajak bahkan kemudian minta posisi seperti Jaksa Agung harus diganti, tidak dari Nasdem. Ini kok diajak, malah melunjak," tuturnya.
Baca juga:
NasDem Bakal Kawal Pembentukan Kabinet Jokowi
Menurutnya, Presiden Joko Widodo tidak perlu ragu dan bimbang. Sebab, gerbong koalisi saat ini sudah cukup untuk mengawal pemerintahan lima tahun ke depan.
Gus Choi menambahkan tugas oposisi sebagai penyeimbang dan kontrol kepemimpinan diperlukan. Masyarakat dapat menilai peran oposisi tersebut untuk pemilu 2024 mendatang.
"Kalau jadi oposisi yang baik, konstruktif, produktif, akan dipetik untuk pemilu 2024," ucapnya.
Dia menghimbau kepada koalisi 01 untuk tak serakah dengan menyodorkan nama-nama menteri. Bahkan mengancam Jokowi terkait dukungan yang tak gratis.
"Belum apa-apa sudah kirim nama, saya kira membuat suasana tidak kondusif, baik di masyarakat dan persahabatan dengan koalisi. Pak Jokowi akan membagi secara proposional," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)
