Jakarta: Lembaga riset Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) mempublikasikan data tingkat elektabilitas partai politik pada September 2021. Dibanding dengan tahun sebelumnya, dukungan publik pada beberapa partai dinilai fluktuatif.
Pada Partai PDI Perjuangan misalnya, elektabilitasnya kian menurun tiap tahunnya. Pada Oktober 2020, PDI Perjuangan mendapat dukungan publik paling besar mencapai 27 persen. Namun pada September 2021, angka ini menurun menjadi 22,1 persen.
"KIta bisa menafsir bahwa kemungkinan ini disebabkan atas kebijakan pemerintah dalam segi ekonomi saat gelombang kedua itu berdampak pada persepsi masyarakat. Jadi, karena PDI Perjuangan merupakan partai usungan pemerintah, banyak yang merasa kecewa," ujar Manajer Program SMRC Saidiman Ahmad lewat Metro Hari Ini Metro TV, Jumat, 8 Oktober 2021.
Hal yang sama juga terjadi pada Partai Gerindra. Partai ini kehilangan suara masyarakat hingga sekitar tiga persen dari tahun sebelumnya, dari angka 13 persen ke 9,9 persen.
RSMC mengasumsikan, kekecewaan masyarakat ditengarai atas bergabungnya Gerindra ke pihak koalisi. Sehingga, tidak ada yang merepresentasikan suara kritikan dari masyarakat simpatisannya.
Berbeda dengan kedua partai di atas, Nasdem justru menunjukkan taringnya di tengah survei elektabilitas. Perolehan nilai nasdem naik dari yang tadinya tiga persen menjadi 4,2 persen.
"Salah satu penjelasannya, adalah Nasdem dibanding partai lain itu lebih kelihatan ada manuver politik ketimbang partai lain. Misalnya, langkah Nasdem yang mulai dekat dengan Anies, itu bisa berdampak baik bagi panggung Partai Nasdem," papar Saidiman. (Mentari Puspadini)
Jakarta: Lembaga riset Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) mempublikasikan data tingkat elektabilitas
partai politik pada September 2021. Dibanding dengan tahun sebelumnya, dukungan publik pada beberapa partai dinilai fluktuatif.
Pada Partai PDI Perjuangan misalnya, elektabilitasnya kian menurun tiap tahunnya. Pada Oktober 2020, PDI Perjuangan mendapat dukungan publik paling besar mencapai 27 persen. Namun pada September 2021, angka ini menurun menjadi 22,1 persen.
"KIta bisa menafsir bahwa kemungkinan ini disebabkan atas kebijakan pemerintah dalam segi ekonomi saat gelombang kedua itu berdampak pada persepsi masyarakat. Jadi, karena PDI Perjuangan merupakan partai usungan pemerintah, banyak yang merasa kecewa," ujar Manajer Program SMRC Saidiman Ahmad lewat Metro Hari Ini Metro TV, Jumat, 8 Oktober 2021.
Hal yang sama juga terjadi pada Partai Gerindra. Partai ini kehilangan suara masyarakat hingga sekitar tiga persen dari tahun sebelumnya, dari angka 13 persen ke 9,9 persen.
RSMC mengasumsikan, kekecewaan masyarakat ditengarai atas bergabungnya Gerindra ke pihak koalisi. Sehingga, tidak ada yang merepresentasikan suara kritikan dari masyarakat simpatisannya.
Berbeda dengan kedua partai di atas, Nasdem justru menunjukkan taringnya di tengah
survei elektabilitas. Perolehan nilai nasdem naik dari yang tadinya tiga persen menjadi 4,2 persen.
"Salah satu penjelasannya, adalah Nasdem dibanding partai lain itu lebih kelihatan ada manuver politik ketimbang partai lain. Misalnya, langkah Nasdem yang mulai dekat dengan Anies, itu bisa berdampak baik bagi panggung Partai Nasdem," papar Saidiman. (
Mentari Puspadini)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MBM)
