medcom.id, Nusa Dua: Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie menggap protes kerat Presidium Penyelamat Partai Golkar sebagai angin lalu. Ical mengatakan, dia tidak akan pernah bisa menuruti permohonan atau permintaan presidium yang digawangi Agung Laksono.
"Agung Laksono, Priyo Budi Santoso, Agun Gunandjar. Mereka meminta sesuatu yang tidak mungkin saya berikan," ujar Ical dalam sambutan pembukaan Munas Golkar IX di Hotel Westin, Nusa Dua, Bali, Ahad (30/11/2014) malam.
Alasannya, klaim Ical, dia patuh kepada konstitusi partai. Dia menjelaskan putusan Rapimnas di Yogyakarta, beberapa waktu yang lalu, kedudukannya lebih tinggi daripada rapat pleno DPP.
"Jika saya mau mengikuti desakan Agung Laksono, saya tidak memiliki otoritas untuk melakukan ini. Kalau saya paksakan saya berubah jadi pemimpin otoriter," ujar dia.
Munas IX Partai Golkar yang ditentang habis-habisan Presidium Penyelamat Golkar, lantaran persoalan waktu yang dinilai terlalu sempit, dan mekanisme pemilihan ketum yang dinilai diskriminatif.
Caketum tidak bisa mencari dukungan. Selain itu, Munas Bali, tidak sesuai dengan rekomendasi Munas VIII yang diselenggarakan di Riau, 2009 silam. Kemudian, faktor lainnya, terletak pada keinginan regenerasi yang segar di tubuh partai berlambang pohon beringin.
medcom.id, Nusa Dua: Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie menggap protes kerat Presidium Penyelamat Partai Golkar sebagai angin lalu. Ical mengatakan, dia tidak akan pernah bisa menuruti permohonan atau permintaan presidium yang digawangi Agung Laksono.
"Agung Laksono, Priyo Budi Santoso, Agun Gunandjar. Mereka meminta sesuatu yang tidak mungkin saya berikan," ujar Ical dalam sambutan pembukaan Munas Golkar IX di Hotel Westin, Nusa Dua, Bali, Ahad (30/11/2014) malam.
Alasannya, klaim Ical, dia patuh kepada konstitusi partai. Dia menjelaskan putusan Rapimnas di Yogyakarta, beberapa waktu yang lalu, kedudukannya lebih tinggi daripada rapat pleno DPP.
"Jika saya mau mengikuti desakan Agung Laksono, saya tidak memiliki otoritas untuk melakukan ini. Kalau saya paksakan saya berubah jadi pemimpin otoriter," ujar dia.
Munas IX Partai Golkar yang ditentang habis-habisan Presidium Penyelamat Golkar, lantaran persoalan waktu yang dinilai terlalu sempit, dan mekanisme pemilihan ketum yang dinilai diskriminatif.
Caketum tidak bisa mencari dukungan. Selain itu, Munas Bali, tidak sesuai dengan rekomendasi Munas VIII yang diselenggarakan di Riau, 2009 silam. Kemudian, faktor lainnya, terletak pada keinginan regenerasi yang segar di tubuh partai berlambang pohon beringin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TII)
