Jakarta: PDIP membantah isu keretakan hubungan Megawati Soekarno Putri dan Presiden Joko Widodo. Ganjar Pranowo menegaskan hubungan ketua umumnya dengan presiden justru semakin solid.
Keretakan hubungan itu disinyalir usai Megawati mendeklarasikan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden dari PDIP. Kini, Joko Widodo justru lebih sering bersama Prabowo ketimbang Ganjar.
Bahkan, hal ini juga diulas oleh media asing, The Strait Times. Media itu menyebut, Jokowi kecewa lantaran hampir tak ikut terlibat dengan Megawati dalam memilih Ganjar sebagai bakal capres.
The Strait Times juga menyebut bahwa Jokowi kesal karena respon dingin Megawati atas usulan dua nama cawapres pendamping Ganjar yang disodorkan oleh Jokowi. Namun, media itu enggan menyebut nama sumber yang membicarakan hal ini.
Isu keretakan tersebut ditepis oleh Ganjar Pranowo. Ia menyebut menyebut bahwa hubungan ketua umumnya dengan Joko Widodo semakin solid.
"Kita kompak, kita solid, bahkan makin solid karena saya baru 44 hari dinyatakan oleh Bu Mega sebagai capres sehingga sekarang sedang berproses," kata Bakal Calon Presiden Ganjar Pranowo, dikutip dalam Metro Pagi Primetime di Metro TV, Selasa, 6 Juni 2023.
Sementara itu, Sekjen PDIP Hasto Kristianto memastikan isu tersebut muncul karena ulah sejumlah pihak yang memiliki kepentingan politik. Ia menilai bahwa Presiden Joko Widodo telah menunjukkan sikap yang kompak.
"Isunya Presiden Jokowi seperti tidak kompak, padahal satu kesatuan nafas. Tetapi beliau kan sosok presiden yang harus memastikan agar pemilu berlangsung secara demokratis," katanya.
Hasto menuturkan, tanggung jawab Jokowi sebagai kepala negara sudah cukup tegas dalam pesta demokrasi. "Ini 'kan menjadi tanggung jawab Presiden Jokowi. Kalau bagian pemenangan Ganjar, ya partai politik yang mengusung," tambahnya.
Meski begitu, sejak deklarasi Ganjar sebagai bacapres, relasi antara Jokowi dan Ganjar tidak seintens relasi Jokowi dan Prabowo. Mereka sering terlihat hadir bersama dalam berbagai acara. Mulai dari menanam mangrove, hingga pertemuan empat mata di Istana Negara, Bogor, Jawa Barat.
(Jessica Gracia Siregar)
Jakarta: PDIP membantah isu keretakan hubungan Megawati Soekarno Putri dan Presiden Joko Widodo.
Ganjar Pranowo menegaskan hubungan ketua umumnya dengan presiden justru semakin solid.
Keretakan hubungan itu disinyalir usai Megawati mendeklarasikan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden dari PDIP. Kini,
Joko Widodo justru lebih sering bersama Prabowo ketimbang Ganjar.
Bahkan, hal ini juga diulas oleh media asing, The Strait Times. Media itu menyebut, Jokowi kecewa lantaran hampir tak ikut terlibat dengan Megawati dalam memilih Ganjar sebagai bakal capres.
The Strait Times juga menyebut bahwa Jokowi kesal karena respon dingin Megawati atas usulan dua nama cawapres pendamping Ganjar yang disodorkan oleh Jokowi. Namun, media itu enggan menyebut nama sumber yang membicarakan hal ini.
Isu keretakan tersebut ditepis oleh Ganjar Pranowo. Ia menyebut menyebut bahwa hubungan ketua umumnya dengan Joko Widodo semakin solid.
"Kita kompak, kita solid, bahkan makin solid karena saya baru 44 hari dinyatakan oleh Bu Mega sebagai capres sehingga sekarang sedang berproses," kata Bakal Calon Presiden Ganjar Pranowo, dikutip dalam Metro Pagi Primetime di Metro TV, Selasa, 6 Juni 2023.
Sementara itu, Sekjen PDIP Hasto Kristianto memastikan isu tersebut muncul karena ulah sejumlah pihak yang memiliki kepentingan politik. Ia menilai bahwa Presiden Joko Widodo telah menunjukkan sikap yang kompak.
"Isunya Presiden Jokowi seperti tidak kompak, padahal satu kesatuan nafas. Tetapi beliau kan sosok presiden yang harus memastikan agar pemilu berlangsung secara demokratis," katanya.
Hasto menuturkan, tanggung jawab Jokowi sebagai kepala negara sudah cukup tegas dalam pesta demokrasi. "Ini 'kan menjadi tanggung jawab Presiden Jokowi. Kalau bagian pemenangan Ganjar, ya partai politik yang mengusung," tambahnya.
Meski begitu, sejak deklarasi Ganjar sebagai bacapres, relasi antara Jokowi dan Ganjar tidak seintens relasi Jokowi dan Prabowo. Mereka sering terlihat hadir bersama dalam berbagai acara. Mulai dari menanam mangrove, hingga pertemuan empat mata di Istana Negara, Bogor, Jawa Barat.
(Jessica Gracia Siregar) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WAN)
