Indonesia Harus Punya Daya Saing dengan Bangsa Lain

medcom.id, Aceh: Wakil Ketua MPR Mahyudin mengungkapkan pentingnya generasi muda memahami kembali Empat Pilar, yakni Pancasila sebagai dasar negara, UUD NRI Tahun 1945 sebagai konstitusi negara, NKRI sebagai bentuk negara dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara. Ia mengatakan Indonesia sudah merdeka selama 72 tahun. Pertanyaan besarnya adalah selama kurun waktu itu apakah Bangsa Indonesia sudah mengisi kemerdekaan sesuai cita-cita para pendiri bangsa.  Sedangkan banyak negara yang begitu merdeka bisa menjadi negara maju dan mampu mensejahterakan rakyatnya. Menurut Mahyudin jawabannya masih belum jelas. Secara kuantitatif banyak rakyat Indonesia yang sudah berpendidikan tinggi. Tapi, secara kualitatif masih belum bisa bersaing dengan negara lain. Semestinya bangsa ini memiliki daya saing dengan negara lain. "Tadi malam saya baca di media ada pernyataan Menteri Keuangan (Sri Mulyani) yang menyatakan hasil survei Bank Dunia menyebutkan bahwa Indonesia mengalami ketertinggalan dalam bidang pendidikan membaca sekitar 40 tahun dan tertinggal jauh dalam pendidikan science dan teknologi sekitar 75 tahun. Hal ini perlu diwaspadai dan dipikirkan betul-betul," kata Mahyudin di Aceh, Rabu 18 Oktober 2017. Solusinya, lanjut Mahyudin, perlu kerja keras semua anak bangsa mengejar ketertinggalan tersebut untuk mengisi kemerdekaan sesuai cita-cita para pendiri bangsa yakni memberantas kebodohan dan kemiskinan. "Untuk itu perlu dibangun kesadaran dan rasa nasionalisme dalam diri masing-masing secara kuat untuk membangun bangsa serta menjadi sebuah kebanggaan agar kita bisa bisa berdiri sejajar dengan bangsa-bangsa lain. Sosialisasi Empat Pilar MPR adalah salah satu upaya ke arah itu," tegasnya. Mahyudin menjelaskan bahwa sosialisasi Empat Pilar MPR yang sedang digalakkan MPR dengan target sasaran berbagai elemen rakyat di seluruh wilayah adalah dalam rangka menjalankan amanat Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (MD3). Dalam perjalanannya, walaupun sosialisasi Empat Pilar banyak kendala seperti protes sampai gugatan ke Mahkamah Konstitusi tentang penamaan kegiatan yang dulu disebut Empat Pilar Berbangsa dan Bernegara. Sekarang sudah banyak elemen masyarakat, terutama generasi muda, kembali menyadari pentingnya memahami Empat Pilar yang di dalamnya ada Pancasila. "Sebenarnya substansi sosialisasi adalah empat hal itu yakni Pancasila, Empat Pilar hanya penjudulan saja agar lebih mudah mengingat. Alhamdulillah setelah berkonsultasi dengan MK judul berubah menjadi Sosialisasi Empat Pilar MPR dipersilahkan," pungkas Mahyudin.