Lestari Moerdijat Sebut Era Disrupsi Mengubah Pola Pikir Masyarakat Terhadap Politik

Jakarta: Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat (Rerie) menyebut ada perubahan pola berpikir masyarakat terhadap perkembangan politik di Indonesia. Hal itu terjadi karena era disrupsi yang tidak bisa dihindarkan. "Kita sendiri sudah memasuki satu era, yaitu era disrupsi yang menyebabkan berbagai macam perubahan dan memengaruhi pola pikir masyarakat bangsa dan berefek langsung terhadap perpolitikan di Indonesia," kata Rerie dalam telekonferensi di Jakarta, Rabu, 25 Agustus 2021. Era disrupsi merupakan suatu inovasi yang akan menggantikan seluruh sistem lama dengan cara-cara baru. Rerie menyebut era itu sudah masuk ke Indonesia sebelum pandemi covid-19 ada. Era disrupsi cepat mengubah pola pikir masyarakat dengan bantuan perkembangan zaman. Apalagi, saat ini banyak media massa yang berkembang dan mengarahkan pola pikir masyarakat melalui pemberitaannya. "Belum lagi propaganda yang kita hadapi," ujar Rerie. Rerie meminta pemerintah dan politikus di Indonesia mulai melihat era disrupsi. Semua harus bekerja keras mengedukasi masyarakat agar perubahan pola pikirnya tidak melenceng dengan perkembangan politik negara. Pola pikir yang melenceng berbahaya karena disrupsi yang tengah merajalela. "Perlu dilakukan penelaahan lebih lanjut dan sekaligus bagaimana kita memandang kondisi kita saat ini," kata Rerie. Baca: Indonesia Masih Harus Berbenah Soal Politik Meski 76 Tahun Merdeka Rerie tidak mau era disrupsi membuat masyarakat membenci perkembangan politik negeri. Pasalnya, tidak satu pun arah politik negara yang menginginkan masyarakat menderita. "Kita tahu persis bahwa politik pada hakekatnya tentu ada dan bertujuan mengatur masyarakat dan harusnya output dari politik itu sendiri utamanya adalah kesejahteraan masyarakat," ucap Rerie. Edukasi ke masyarakat dinilai penting. Politik negara tidak mungkin bisa berkembang jika tidak mengikutsertakan masyarakat. "Bagaimana sebetulnya posisi kita setelah 76 tahun merdeka? Bagaimana kita memposisikan diri di tengah persatuan dunia?" kata Rerie.