medcom.id, Jakarta: Selain masalah kesejahteraan, tantangan yang dihadapi Indonesia adalah menjaga persatuan dan kesatuan. Butuh peran semua pihak untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Bung Karno juga berpesan, perjuangan yang kita hadapi dalam mengisi kemerdekaan bisa lebih sulit, karena akan menghadapi bangsa sendiri. Realitanya, kini kita menghadapi ancaman disintegrasi bangsa yang begitu nyata," kata Ketua DPR Setya Novanto dalam keerangan tertulis, Rabu 16 Agsutus 2017.
Novanto menilai, masyarakat Indonesia harus waspada terhadap pihak yang sibuk menularkan virus apatisme, sinisme, dan skeptisisme. Virus tersebut disebarkan melalui fitnah dan hoax di berbagai media sosial.
Dia menyampaikan, masyarakat mesti menyadari bahwa keberagaman merupakan rahmat dari Tuhan. Keberagaman jangan justru memunculkan sukuisme yang sempit, pertentangan agama, atau kepicikan wawasan di tengah masyarakat.
"Sikap seperti ini harus kita hilangkan karena bisa menghasut dan memecah belah anak bangsa, merusak hakikat kemerdekaan, persatuan dan kesatuan bangsa yang sudah dengan susah payah kita dapatkan," ujar Novanto.
Sejarah menunjukan, Bangsa Indonesia memiliki semangat juang tinggi, budi pekerti, keramahan, dan keberadabannya yang baik. Menurut Novanto, sikap itu harus terus dilestarikan mastarakat Indonesia.
"Kita tentu tidak ingin mewariskan perpecahan kepada generasi bangsa," sebut dia.
Selain kesatuan dan persatuan, Novanto mengingatkan hal penting yang juga harus dijaga adalah stabilitas politik. Stabilitas politik yang baik menjadi penyangga pembangunan nasional.
Menjelang perayaan Kemerdekaan ke-72 Indonesia, Novanto mengajak seluruh elemen bangsa meninggalkan egoisme dan benih perpecahan. "Kita tunjukan kepada dunia, bangsa kita semakin solid, semakin kerja bersama," kata Novanto.
medcom.id, Jakarta: Selain masalah kesejahteraan, tantangan yang dihadapi Indonesia adalah menjaga persatuan dan kesatuan. Butuh peran semua pihak untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Bung Karno juga berpesan, perjuangan yang kita hadapi dalam mengisi kemerdekaan bisa lebih sulit, karena akan menghadapi bangsa sendiri. Realitanya, kini kita menghadapi ancaman disintegrasi bangsa yang begitu nyata," kata Ketua DPR Setya Novanto dalam keerangan tertulis, Rabu 16 Agsutus 2017.
Novanto menilai, masyarakat Indonesia harus waspada terhadap pihak yang sibuk menularkan virus apatisme, sinisme, dan skeptisisme. Virus tersebut disebarkan melalui fitnah dan hoax di berbagai media sosial.
Dia menyampaikan, masyarakat mesti menyadari bahwa keberagaman merupakan rahmat dari Tuhan. Keberagaman jangan justru memunculkan sukuisme yang sempit, pertentangan agama, atau kepicikan wawasan di tengah masyarakat.
"Sikap seperti ini harus kita hilangkan karena bisa menghasut dan memecah belah anak bangsa, merusak hakikat kemerdekaan, persatuan dan kesatuan bangsa yang sudah dengan susah payah kita dapatkan," ujar Novanto.
Sejarah menunjukan, Bangsa Indonesia memiliki semangat juang tinggi, budi pekerti, keramahan, dan keberadabannya yang baik. Menurut Novanto, sikap itu harus terus dilestarikan mastarakat Indonesia.
"Kita tentu tidak ingin mewariskan perpecahan kepada generasi bangsa," sebut dia.
Selain kesatuan dan persatuan, Novanto mengingatkan hal penting yang juga harus dijaga adalah stabilitas politik. Stabilitas politik yang baik menjadi penyangga pembangunan nasional.
Menjelang perayaan Kemerdekaan ke-72 Indonesia, Novanto mengajak seluruh elemen bangsa meninggalkan egoisme dan benih perpecahan. "Kita tunjukan kepada dunia, bangsa kita semakin solid, semakin kerja bersama," kata Novanto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TRK)
