Surya Paloh Apresiasi Pemberhentian Arcandra Tahar

medcom.id, Jakarta: Partai NasDem melihat ada yang janggal terkait pengangkatan Arcandra Tahar sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada 27 Juli 2016. Kasus ini diharapkan dapat menjadi pelajaran dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ke depan. "Pastilah ada sesuatu yang tidak pas di sana. Dan itu menjadikan pembelajaran bagi suatu proses rekrutmen ke depan. Ini kan sesuatu pembelajaran berharga bagi kita semua," kata Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh di Nusantara I, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (16/8/1016). Kendati demikian, Surya Paloh mengapresiasi langkah cepat Presiden Jokowi merespons kasus ini. Surya menegaskan pemberhentian dengan hormat Arcandra dari posisi Menteri ESDM keputusan tepat. "Kita mengapresiasi sekali, beliau begitu cepat, melihat, menempatkan kepentingan, dan keutuhan stabilitas bangsa ini," ucap Surya. Mantan Menteri ESDM Arcandra Tahar memberikan keterangan kepada media usai mengikuti rapat koordinasi di Kantor Kemenko Maritim, Jakarta, Selasa (9/8/2016). Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay Terkait pengganti definitif Arcandra, Surya menyerahkan sepenuhnya kepada Presiden Jokowi. NasDem sebagai salah satu partai pendukung pemerintah, tidak akan mengintervensi pengganti Arcandra. "Beliau berhak. Beliau punya hak prerogatifnya dalam konstitusi, untuk memberhentikan atau mengangkat (pembantunya)," pungkasnya. Arcandra Tahar dilantik sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral menggantikan Sudirman Said pada 27 Juli. Baru 20 hari menjabat, Arcandra harus meninggalkan jabatan barunya. Arcandra lengser bukan karena kinerjanya 'payah', tapi lebih karena persoalan administrasi. Diduga dia mengantongi dua kewarganegaraan: Indonesia dan Amerika Serikat.