medcom.id, Jakarta: Hayriantira alias Rian, pegawai perusahaan telekomunikasi yang dibunuh teman dekatnya, Andy atawa AK, pergi ke Garut, Jawa Barat, membawa banyak barang berharga. Tapi, saat ditemukan tak bernyawa, tak satu pun barang berharga itu tersisa.
Menurut keluarga, Rian pergi bersama Andy juga membawa buku tabungan dan sertifikat rumah bernilai Rp300 juta. Dua benda berharga itulah yang kini sedang dicari kepolisian.
"Masalah sertifikat. Pertama, sertifikat yang dimaksud keluarga korban itu sertifikat apa. Dari sana, kemudian dirunut ke BPN," kata Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Krishna Murti di Mapolda Metro Jaya, Senin (10/8/2015).
Penelusuran sertifikat milik Rian akan berliku. Menurut Krishna, setelah dicek di BPN dan sesuai atas nama Hayriantira, kepolisian masih akan mengecek kebenarannya.
"Misal, benar atas nama Rian, dicek lagi. Apakah sudah berpindah tangan. Setelah kita mengetahui, kita blokir pemilik terakhir dan dicek lagi siapa pembelinya dan beli dari siapa," tutur Krishna.
Perlakuan yang sama berlaku pula terhadap buku tabungan Rian. Krishna berkata, "Nanti dari data bank, dicek akan terlihat apakah ada penarikan setelah kematian atau tidak. Kalau ada penarikan, itu bisa dicek siapa yang menarik uang korban."
Rian dan Andy melancong ke Garut, pada 30 Oktober 2014. Di tengah jalan, keduanya diketahui menginap di Hotel Cipaganti. Tapi, keesokan hari, Rian ditemukan sudah tak bernyawa.
Lama dicari dan dilaporkan hilang, jejak gelap Rian terungkap, pekan kemarin. Andy yang terus didesak pihak keluarga dan diperiksa polisi akhirnya mengaku, telah menghabisi nyawa perempuan 37 tahun itu. Dia tersinggung dihina.
medcom.id, Jakarta: Hayriantira alias Rian, pegawai perusahaan telekomunikasi yang dibunuh teman dekatnya, Andy atawa AK, pergi ke Garut, Jawa Barat, membawa banyak barang berharga. Tapi, saat ditemukan tak bernyawa, tak satu pun barang berharga itu tersisa.
Menurut keluarga, Rian pergi bersama Andy juga membawa buku tabungan dan sertifikat rumah bernilai Rp300 juta.
Dua benda berharga itulah yang kini sedang dicari kepolisian.
"Masalah sertifikat. Pertama, sertifikat yang dimaksud keluarga korban itu sertifikat apa. Dari sana, kemudian dirunut ke BPN," kata Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Krishna Murti di Mapolda Metro Jaya, Senin (10/8/2015).
Penelusuran sertifikat milik Rian akan berliku. Menurut Krishna, setelah dicek di BPN dan sesuai atas nama Hayriantira,
kepolisian masih akan mengecek kebenarannya.
"Misal, benar atas nama Rian, dicek lagi. Apakah sudah berpindah tangan. Setelah kita mengetahui, kita blokir pemilik terakhir dan dicek lagi siapa pembelinya dan beli dari siapa," tutur Krishna.
Perlakuan yang sama berlaku pula terhadap buku tabungan Rian. Krishna berkata, "Nanti dari data bank, dicek akan terlihat apakah ada penarikan setelah kematian atau tidak. Kalau ada penarikan, itu bisa dicek siapa yang menarik uang korban."
Rian dan Andy melancong ke Garut, pada 30 Oktober 2014. Di tengah jalan, keduanya diketahui menginap di Hotel Cipaganti.
Tapi, keesokan hari, Rian ditemukan sudah tak bernyawa.
Lama dicari dan dilaporkan hilang, jejak gelap Rian terungkap, pekan kemarin. Andy yang terus didesak pihak keluarga dan diperiksa polisi akhirnya mengaku, telah menghabisi nyawa perempuan 37 tahun itu. Dia tersinggung dihina.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(ICH)
