Jakarta: Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto memastikan situasi di wilayah Jakarta sudah terkendali. TNI dan Polri sudah mengatasi perusuh di kawasan DPR hingga Slipi, Jakarta, pada Rabu malam, 25 September 2019.
"Sampai tadi malam semuanya bisa terkendali. Saya dengan Pak Kapolri (Jenderal Tito Karnavian) langsung meninjau ke DPR dan perempatan Slipi. Memang jalan masih penuh dengan batu (tadi malam) tapi sekarang sudah normal kembali," kata Hadi dalam jumpa pers di Kantor Kementerian Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Jakarta, Kamis, 26 September 2019.
Hadi menjelaskan TNI mengerahkan sekitar 3 ribu personel dari tiga matra saat ada aksi massa kemarin. Tugas TNI hanya memberikan bantuan dan dukungan kepada Polri dalam menjaga stabilitas keamanan. Hal itu sesuai Pasal 7 ayat (2) Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI.
Personel TNI ditempatkan di enam titik kritis, seperti di depan Istana Merdeka, wilayah Ladokgi, pintu utama Gedung DPR/MPR, depan Gedung BPK, Slipi arah ke Palmerah, dan pintu belakang Gedung DPR/MPR.
Awalnya, demo berlangsung normal. Namun, pada malam hari, pedemo mulai anarkis dengan menutup jalan. Kendaraan di jalan tol dekat Pejompongan, Jakarta, tidak bisa melintas.
TNI kemudian turun untuk membantu polisi menghalau massa dan membuka akses tersebut. "Akhirnya jalan bisa dibuka kembali."
Pedemo juga merusuh di Palmerah hingga Slipi. Mereka mengambil batu dari rel kereta api untuk menimpuki belakang Gedung DPR/MPR dan aparat keamanan.
Beruntung, TNI dan Polri mampu membubarkan massa pada dini hari tadi. Hadi berharap stabilitas keamanan bisa terus terjaga.
"TNI terus mendukung kerja Polri dalam menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat," tegas dia.
Jakarta: Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto memastikan situasi di wilayah Jakarta sudah terkendali. TNI dan Polri sudah mengatasi perusuh di kawasan DPR hingga Slipi, Jakarta, pada Rabu malam, 25 September 2019.
"Sampai tadi malam semuanya bisa terkendali. Saya dengan Pak Kapolri (Jenderal Tito Karnavian) langsung meninjau ke DPR dan perempatan Slipi. Memang jalan masih penuh dengan batu (tadi malam) tapi sekarang sudah normal kembali," kata Hadi dalam jumpa pers di Kantor Kementerian Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Jakarta, Kamis, 26 September 2019.
Hadi menjelaskan TNI mengerahkan sekitar 3 ribu personel dari tiga matra saat ada
aksi massa kemarin. Tugas TNI hanya memberikan bantuan dan dukungan kepada Polri dalam menjaga stabilitas keamanan. Hal itu sesuai Pasal 7 ayat (2) Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI.
Personel TNI ditempatkan di enam titik kritis, seperti di depan Istana Merdeka, wilayah Ladokgi, pintu utama Gedung DPR/MPR, depan Gedung BPK, Slipi arah ke Palmerah, dan pintu belakang Gedung DPR/MPR.
Awalnya, demo berlangsung normal. Namun, pada malam hari, pedemo mulai anarkis dengan menutup jalan. Kendaraan di jalan tol dekat Pejompongan, Jakarta, tidak bisa melintas.
TNI kemudian turun untuk membantu polisi menghalau massa dan membuka akses tersebut. "Akhirnya jalan bisa dibuka kembali."
Pedemo juga merusuh di Palmerah hingga Slipi. Mereka mengambil batu dari rel kereta api untuk menimpuki belakang Gedung DPR/MPR dan aparat keamanan.
Beruntung, TNI dan Polri mampu membubarkan massa pada dini hari tadi. Hadi berharap stabilitas keamanan bisa terus terjaga.
"TNI terus mendukung kerja Polri dalam menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat," tegas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)
