Mendes PDTT pada saat menghadiri peringatan HANI 2018. (Foto: Dok. Kemendes PDTT)
Mendes PDTT pada saat menghadiri peringatan HANI 2018. (Foto: Dok. Kemendes PDTT)

Mendes PDTT: Prukades Bisa untuk Perangi Narkoba di Desa

Pelangi Karismakristi • 16 Juli 2018 18:44
Bogor: Pemerintah terus gencar memerangi narkoba yang kini tak hanya mengancam perkotaan, melainkan juga di perdesaan.
 
Berdasarkan survei nasional, prevelensi penyalahgunaan narkoba sebanyak 1,77 persen atau pengguna pada usia produktif 10-59 tahun. Ada 30 orang meninggal akibat narkoba dalam sehari.
 
Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) yang berupaya mengentaskan masalah narkoba dengan terus mendorong penggunaan dana desa untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Salah satunya melalui pengembangan produk unggulan kawasan pedesaan (Prukades). 

"Dana desa ini kita gunakan untuk pembangunan desa-desa. Sekarang ini daerah-daerah rawan bencana, rawan kebakaran berkurang jauh. Kita gunakan dana desa untuk mendongkrak produk unggulan daerah, yaitu di sektor-sektor pertanian supaya masyarakat pendapatannya naik dan  tidak mencari pendapatan dari hal-hal yang haram (narkoba)," tutur Mendes PDTT usai menghadiri puncak acara Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) 2018 di Balai Besar Rehabilitasi BNN, Lido Bogor, beberapa waktu lalu.
 
Dengan mendukung tiap daerah menentukan Prukades, diharapkan bisa mengalihkan masyarakat menanam produk pertanian yang lain. Menteri Eko mencontohkan kasus di Aceh yang masih terdapat ladang ganja dan dialihkan dengan menanam tanaman seperti jagung atau padi.
 
"Yang baru kita lakukan untuk penanggulangan narkoba saat ini di Aceh saja. Ladang-ladang ganja kan yang kita ketahui baru di Aceh saja. Penguatannya dengan Prukades dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), di Aceh pertumbuhan BUMDesnya paling cepat. Karena BUMDesnya juga mengelola hasil pascapanen pertanian," kata Menteri Eko.
 
Aceh, sambung Eko, juga menjadi daerah yang memiliki jumlah BUMDes yang paling banyak. "Hingga akhir 2017, jumlahnya mencapai 7.082 dari jumlah BUMDes seluruh Indonesia sekitar 32.249 BUMDes," jelasnya.
 
Sementara itu, salah seorang petani Aceh, Lamtoba, mengatakan bahwa orang yang dulu menanam ganja, kini dengan adanya Grand Design Alternative Development (GDAD) telah beralih menanam komoditas unggulan. Di antaranya kopi, jagung, cabai, bawang dengan sistem tumpang sari.
 
"Rencana ke depan akan melaksanakan program pertanian terpadu. Kami terus kembangkan ternak dan budi daya ikan. Pengembangannya pun dengan menggunakan dana desa melalui BUMDes," ucap Lamtoba. 
 
Pada acara puncak peringatan HANI 2018 tersebut juga dihadiri Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Wiranto, Menteri Dalam Negeri Tjahyo Kumolo, Ketua KPK Agus Rahardjo, Kepala Ombudsman, serta beberapa mantan Kapolri, Wakapolri, dan Kepala BNN Heru Winarko.   
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ROS)


BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan