Jakarta: Narapiana kasus terorisme Abu Bakar Ba'asyir selesai menjalani pemeriksaan kesehatan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Ba'asyir pun telah diizinkan kembali ke Lembaga Pemasyarakatan Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat.
Ba'asyir kurang lebih tujuh jam menjalani pemeriksaan kesehatan di RSCM. Ia disebut mengalami pembengkakan di kaki.
“Sekarang lagi menunggu proses administrasi,” kata pengacara Ba'asyir, Guntur Fattahilah saat dihubungi, Kamis, 1 Maret 2018.
Baca: Presiden Restui Perawatan Abu Bakar Ba'asyir di RSCM
Ba'asyir keluar dari Lapas Gunung Sindur untuk periksa kesehatan bukan kali pertama. Ia sebelumnya pernah dirawat di RSCM dan RS Harapan kita selama 10 hari karena pembengkakan kaki.
Selepas perawatan, kondisi kaki Ba'asyir tak juga membaik. Bahkan, kondisinya dinilai semakin memburuk.
Pendiri Majelis Mujahidin Indonesia itu divonis atas sejumlah kasus teror bom dan pendirian kelompok militan Al-Qaeda di Indonesia. Ia dituding sebagai kepala spiritual kelompok militan Jemaah Islamiyah (JI) yang mengotaki peristiwa Bom Bali I dan II.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/0Kv3EX1N" allowfullscreen></iframe>
Jakarta: Narapiana kasus terorisme Abu Bakar Ba'asyir selesai menjalani pemeriksaan kesehatan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Ba'asyir pun telah diizinkan kembali ke Lembaga Pemasyarakatan Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat.
Ba'asyir kurang lebih tujuh jam menjalani pemeriksaan kesehatan di RSCM. Ia disebut mengalami pembengkakan di kaki.
“Sekarang lagi menunggu proses administrasi,” kata pengacara Ba'asyir, Guntur Fattahilah saat dihubungi, Kamis, 1 Maret 2018.
Baca: Presiden Restui Perawatan Abu Bakar Ba'asyir di RSCM
Ba'asyir keluar dari Lapas Gunung Sindur untuk periksa kesehatan bukan kali pertama. Ia sebelumnya pernah dirawat di RSCM dan RS Harapan kita selama 10 hari karena pembengkakan kaki.
Selepas perawatan, kondisi kaki Ba'asyir tak juga membaik. Bahkan, kondisinya dinilai semakin memburuk.
Pendiri Majelis Mujahidin Indonesia itu divonis atas sejumlah kasus teror bom dan pendirian kelompok militan Al-Qaeda di Indonesia. Ia dituding sebagai kepala spiritual kelompok militan Jemaah Islamiyah (JI) yang mengotaki peristiwa Bom Bali I dan II.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)
