medcom.id, Jakarta: Sejumlah keluarga korban ledakan pabrik petasan PT Panca Buana Cahaya, Kosambi, Tangerang, Banten mendatangi RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. Mereka menjemput korban yang telah berhasil diidentifikasi oleh Tim Disaster Victim Identification (DVI) RS Polri.
Pantauan di lokasi, belasan keluarga korban awalnya menyambangi Posko Antemortem. Kemudian, mereka diajak ke Posko Postmortem di mana jenazah disimpan.
"Masing-masing korban tiga (perwakilan keluarga) yang boleh masuk. Dua jadi saksi dan satu ahli waris," kata salah seorang petugas di lokasi, Selasa 31 Oktober 2017.
Mariasin, 38, salah satunya. Dia adalah orang tua dari Neli yang teridentifikasi melalui DNA, medis, dan gigi. "Saya tidak kuat masuk ke dalam (melihat dan mengambil jenazah)," ujar Mariasin sambil terisak.
Keluarga menjemput jenazah korban di RS Polri. Foto: MTVN/M. Rodhi Aulia.
Dia menuturkan, anak pertamanya itu baru saja lulus SMP. Ia terpaksa membolehkan anaknya bekerja karena faktor ekonomi.
Mariasin telah tiga kali bolak-balik RS Polri. Namun hingga hari kelima, akhirnya ia mendapatkan kepastian anaknya juga menjadi korban.
Baca: Bos Pabrik Petasan Kosambi Terancam UU Perlindungan Anak
"Keponakan saya juga jadi korban (meninggal dunia). Namanya Siti Subaikah," ucap dia.
Hari ini, sebanyak 13 korban teridentifikasi. Tim DVI menyerahkan langsung jenazah kepadakeluarga korban. Semua prosesnya hingga pengantaran jenazah ke rumah duka, tidak dipungut biaya alias gratis.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/MkMMy5Ek" allowfullscreen></iframe>
medcom.id, Jakarta: Sejumlah keluarga korban ledakan pabrik petasan PT Panca Buana Cahaya, Kosambi, Tangerang, Banten mendatangi RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. Mereka menjemput korban yang telah berhasil diidentifikasi oleh Tim Disaster Victim Identification (DVI) RS Polri.
Pantauan di lokasi, belasan keluarga korban awalnya menyambangi Posko Antemortem. Kemudian, mereka diajak ke Posko Postmortem di mana jenazah disimpan.
"Masing-masing korban tiga (perwakilan keluarga) yang boleh masuk. Dua jadi saksi dan satu ahli waris," kata salah seorang petugas di lokasi, Selasa 31 Oktober 2017.
Mariasin, 38, salah satunya. Dia adalah orang tua dari Neli yang teridentifikasi melalui DNA, medis, dan gigi. "Saya tidak kuat masuk ke dalam (melihat dan mengambil jenazah)," ujar Mariasin sambil terisak.
Keluarga menjemput jenazah korban di RS Polri. Foto: MTVN/M. Rodhi Aulia.
Dia menuturkan, anak pertamanya itu baru saja lulus SMP. Ia terpaksa membolehkan anaknya bekerja karena faktor ekonomi.
Mariasin telah tiga kali bolak-balik RS Polri. Namun hingga hari kelima, akhirnya ia mendapatkan kepastian anaknya juga menjadi korban.
Baca: Bos Pabrik Petasan Kosambi Terancam UU Perlindungan Anak
"Keponakan saya juga jadi korban (meninggal dunia). Namanya Siti Subaikah," ucap dia.
Hari ini, sebanyak 13 korban teridentifikasi. Tim DVI menyerahkan langsung jenazah kepadakeluarga korban. Semua prosesnya hingga pengantaran jenazah ke rumah duka, tidak dipungut biaya alias gratis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)
