Afsel: Dalam rangka memperkuat hubungan dan kerja sama bilateral di bidang ekonomi sosial budaya, khususnya industri perfilman, Konjen RI Cape Town,Tudiono beserta sejumlah staf berkunjung ke Cape Town Films Studio (CTFS).
Dalam kunjungan tersebut Konjen RI diterima oleh CEO CTFS Mogamat Makkie Slamong. Mogamat menyampaikan bahwa CTFS didirikan pada Mei 2010, sebagai kompleks studio film berteknologi tinggi yang dirancang khusus dan merupakan yang yang pertama di Afrika. CTFS menjadi tempat pembuatan banyak iklan dan film yang tidak hanya dari Afrika Selatan, namun juga dari seluruh dunia.
Mogamat membahas potensi kerja sama industri film Indonesia-Afrika Selatan. Potensi itu lantaran adanya kedekatan sejarah dengan datangnya orang-orang dari Indonesia semasa koloni VoC yang merupakan leluhur komunitas Cape Malay. Topik itu sendiri secara khusus juga dapat diangkat dalam produksi film.
Ditambah lagi Indonesia yang sangat mendukung perkembangan ekonomi kreatif, termasuk industri film dan bidang terkait lainnya. Sementara CTFS memiliki fasilitas dan skill yang telah diakui dunia, namun mereka juga mengakui keunggulan Indonesia khususnya yang terkait dengan seni. CTFS juga sempat menyinggung mengenai industri animasi, yang dapat dijajaki untuk berkerja sama.
Tudiono berharap dukungan dari Magamot untuk berkenaan dengan rencana KJRI Cape Town menyelenggarakan Festival Film di Cape Town pada 2024. Selain itu, Magamot juga diundang ke acara Pasar Rakyat Indonesia di pelataran KJRI Cape Town pada 14 Oktober 2023.
"CEO CTFS nampak sangat antusias untuk menjalin dan menjajaki kerja sama spesifik dengan mitra Indonesia terutama dengan memperhatikan kedekatan sejarah dan budaya Cape Town Afsel dengan Indonesia," kata Tudiono.
Afsel: Dalam rangka memperkuat hubungan dan kerja sama bilateral di bidang ekonomi sosial budaya, khususnya industri perfilman, Konjen RI Cape Town,Tudiono beserta sejumlah staf berkunjung ke Cape Town Films Studio (CTFS).
Dalam kunjungan tersebut Konjen RI diterima oleh CEO CTFS Mogamat Makkie Slamong. Mogamat menyampaikan bahwa CTFS didirikan pada Mei 2010, sebagai kompleks studio film berteknologi tinggi yang dirancang khusus dan merupakan yang yang pertama di Afrika. CTFS menjadi tempat pembuatan banyak iklan dan film yang tidak hanya dari Afrika Selatan, namun juga dari seluruh dunia.
Mogamat membahas potensi kerja sama industri film Indonesia-Afrika Selatan. Potensi itu lantaran adanya kedekatan sejarah dengan datangnya orang-orang dari Indonesia semasa koloni VoC yang merupakan leluhur komunitas Cape Malay. Topik itu sendiri secara khusus juga dapat diangkat dalam produksi film.
Ditambah lagi Indonesia yang sangat mendukung perkembangan ekonomi kreatif, termasuk industri film dan bidang terkait lainnya. Sementara CTFS memiliki fasilitas dan skill yang telah diakui dunia, namun mereka juga mengakui keunggulan Indonesia khususnya yang terkait dengan seni. CTFS juga sempat menyinggung mengenai industri animasi, yang dapat dijajaki untuk berkerja sama.
Tudiono berharap dukungan dari Magamot untuk berkenaan dengan rencana KJRI Cape Town menyelenggarakan Festival Film di Cape Town pada 2024. Selain itu, Magamot juga diundang ke acara Pasar Rakyat Indonesia di pelataran KJRI Cape Town pada 14 Oktober 2023.
"CEO CTFS nampak sangat antusias untuk menjalin dan menjajaki kerja sama spesifik dengan mitra Indonesia terutama dengan memperhatikan kedekatan sejarah dan budaya Cape Town Afsel dengan Indonesia," kata Tudiono.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ALB)
