Jakarta: Sultan Aji Muhammad Idris satu dari empat tokoh nasional yang mendapat gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Joko Widodo. Sultan Aji Muhammad Idris merupakan raja ke-14 dari Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura.
Sultan Aji Muhammad Idris memerintah mulai tahun 1735 hingga tahun 1778. Beliau tercatat sebagai sultan pertama yang menggunakan nama islam semenjak masuknya agama Islam di Kesultanan Kutai Kartanegara pada zaman ke-17.
Dilansir dari laman Kukarkabgo.id, Sultan Aji Muhammad Idris (1732-1739) diangkat menjadi Sultan pengganti ayahnya, Pangeran Dipati Anom Pandji Mendapa. Ia juga dikenal sebagai sosok antikolonialisme.
Statusnya sebagai menantu Sultan Wajo La Madukelleng mendorong Sultan Aji Muhammad Idris ke Wajo, Sulawesi Selatan. Di sana ia ikut berperang di medan pertempuran melawan VOC.
Beberapa sumber menyebut Sultan Aji Muhammad Idris meninggal di medang perang. Tetapi, dikutip dari Kukarkabgo.id terdapat tiga versi wafatnya beliau.
Versi pertama, dijelaskan Prof Dr Zainal Abidin sewaktu menyerang Makassar Sultan Idris terluka lalu dibawa ke Wajo dan di Wajo lah beliau menghembuskan napas terakhir.
Versi kedua Sultan Idris dijebak saat berburu pada malam hari. Jebakan tersebut berupa lubang yang lebar dan dalam itu dipasang bambu runcing yang akan menghabiskan nyawanya. Versi ketiga disebutkan bahwa Sultan Idris berada di barisan paling depan saat perang melawan VOC.
Terlepas dari banyak versi wafatnya, beberapa sumber menyepakati kematian Sultan Aji Idris pada 1739. Sepeninggalnya beliau tahta berikutnya dipegang Aji Kado yang kemudian mengganti namanya menjadi Sultan Aji Muhammad Aliyeddin.
Sebelumnya, bertepatan dengan Hari Pahlawan 10 November Presiden Jokowi menganugerahkan Gelar Pahlawan Nasional kepada empat tokoh atas perjuangan dan pengabdiannya kepada bangsa dan negara di masa lampau. Termasuk almarhum Sultan Aji Muhammad Idris dari Kalimantan Timur.
Pemberian gelar kepahlawanan itu ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 109/TK/TH 2021 pada 25 Oktober 2021. Pemberian gelar ini juga bagian dari rangkaian peringatan Hari Pahlawan 2021.
Jakarta: Sultan Aji Muhammad Idris satu dari empat tokoh nasional yang mendapat gelar
Pahlawan Nasional oleh Presiden Joko Widodo. Sultan Aji Muhammad Idris merupakan raja ke-14 dari Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura.
Sultan Aji Muhammad Idris memerintah mulai tahun 1735 hingga tahun 1778. Beliau tercatat sebagai sultan pertama yang menggunakan nama islam semenjak masuknya agama Islam di Kesultanan Kutai Kartanegara pada zaman ke-17.
Dilansir dari laman Kukarkabgo.id, Sultan Aji Muhammad Idris (1732-1739) diangkat menjadi Sultan pengganti ayahnya, Pangeran Dipati Anom Pandji Mendapa. Ia juga dikenal sebagai sosok antikolonialisme.
Statusnya sebagai menantu Sultan Wajo La Madukelleng mendorong Sultan Aji Muhammad Idris ke Wajo, Sulawesi Selatan. Di sana ia ikut berperang di medan pertempuran melawan VOC.
Beberapa sumber menyebut Sultan Aji Muhammad Idris meninggal di medang perang. Tetapi, dikutip dari Kukarkabgo.id terdapat tiga versi wafatnya beliau.
Versi pertama, dijelaskan Prof Dr Zainal Abidin sewaktu menyerang Makassar Sultan Idris terluka lalu dibawa ke Wajo dan di Wajo lah beliau menghembuskan napas terakhir.
Versi kedua Sultan Idris dijebak saat berburu pada malam hari. Jebakan tersebut berupa lubang yang lebar dan dalam itu dipasang bambu runcing yang akan menghabiskan nyawanya. Versi ketiga disebutkan bahwa Sultan Idris berada di barisan paling depan saat perang melawan VOC.
Terlepas dari banyak versi wafatnya, beberapa sumber menyepakati kematian Sultan Aji Idris pada 1739. Sepeninggalnya beliau tahta berikutnya dipegang Aji Kado yang kemudian mengganti namanya menjadi Sultan Aji Muhammad Aliyeddin.
Sebelumnya, bertepatan dengan
Hari Pahlawan 10 November Presiden Jokowi menganugerahkan Gelar Pahlawan Nasional kepada empat tokoh atas perjuangan dan pengabdiannya kepada bangsa dan negara di masa lampau. Termasuk almarhum Sultan Aji Muhammad Idris dari Kalimantan Timur.
Pemberian gelar kepahlawanan itu ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 109/TK/TH 2021 pada 25 Oktober 2021. Pemberian gelar ini juga bagian dari rangkaian peringatan Hari Pahlawan 2021.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MBM)
