Jakarta: Epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman, mendorong pemerintah pusat dan daerah membuat perencanaan yang efektif agar pemberian vaksin booster kedua atau dosis keempat bisa terlaksana dengan baik. Menurutnya, vaksin booster kedua sangat diperlukan terutama setelah pemerintah mencabut pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).
"Pemberian vaksin booster kedua ini juga dilandasi dengan kepentingan untuk memberikan proteksi lebih pada publik. Karena yang kita hadapi ini adalah subvarian baru dari Omicron yang efektif sekali menembus benteng antibodi," kata Dicky, Rabu, 25 Januari 2023.
Menurutnya, vaksin booster kedua juga diperlukan karena jeda dari booster pertama rata-rata sudah lebih dari lima bulan. Apalagi saat ini aktivitas sosial dan ekonomi di masyarakat sudah sangat longgar.
"Maka, bekal vaksinasi booster ini menjadi sangat penting," ucapnya.
Dicky mengingatkan pemberian vaksin booster kedua jangan sampai menghilangkan prinsip, yakni tetap memprioritaskan kelompok rawan. Meski populasi umum vaksin booster dosis kedua sudah dibuka, kelompok rawan tetap harus menjadi prioritas.
"Ini harus tetap dikejar, bahkan harus proaktif, karena mereka yang paling berisiko," ujar dia.
Kelompok rawan yang dia maksud antara lain lansia, ibu hamil, atau para pelayan publik seperti tenaga kesehatan. "Itu harus dikejar dan pastikan cakupannya tinggi. Harus di atas 90 persen," kata dia.
Baca: Hari Pertama, 3.100 Masyarakat DKI Telah Disuntik Vaksin Booster Kedua
Harus merata
Dicky juga mengingatkan pemerintah agar semua daerah mendapatkan vaksin booster dosis kedua secara merata. Sebab, kelompok rentan ada di semua daerah. Untuk itu, Dicky meminta perencanaan yang efektif dan matang dalam pemberian vaksin booster dosis kedua.
"Hal ini untuk memastikan tidak ada kendala dalam distribusi vaksinnya. Tidak ada kendala dalam ketersediaan sarana, prasarana, maupun SDM-nya, vaksinatornya," kata dia.
Selain itu, peran pemerintah daerah juga penting dalam memberikan komunikasi dan penjelasan mengenai pentingnya vaksin booster dosis kedua. Termasuk menjelaskan manfaat dan menghalau informasi ataupun kabar-kabar yang tidak benar alias hoaks.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Jakarta: Epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman, mendorong pemerintah pusat dan daerah membuat perencanaan yang efektif agar pemberian
vaksin booster kedua atau dosis keempat bisa terlaksana dengan baik. Menurutnya, vaksin
booster kedua sangat diperlukan terutama setelah pemerintah mencabut pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).
"Pemberian vaksin
booster kedua ini juga dilandasi dengan kepentingan untuk memberikan proteksi lebih pada publik. Karena yang kita hadapi ini adalah subvarian baru dari Omicron yang efektif sekali menembus benteng antibodi," kata Dicky, Rabu, 25 Januari 2023.
Menurutnya, vaksin booster kedua juga diperlukan karena jeda dari booster pertama rata-rata sudah lebih dari lima bulan. Apalagi saat ini aktivitas sosial dan ekonomi di masyarakat sudah sangat longgar.
"Maka, bekal vaksinasi
booster ini menjadi sangat penting," ucapnya.
Dicky mengingatkan pemberian vaksin booster kedua jangan sampai menghilangkan prinsip, yakni tetap memprioritaskan kelompok rawan. Meski populasi umum vaksin
booster dosis kedua sudah dibuka, kelompok rawan tetap harus menjadi prioritas.
"Ini harus tetap dikejar, bahkan harus proaktif, karena mereka yang paling berisiko," ujar dia.
Kelompok rawan yang dia maksud antara lain lansia, ibu hamil, atau para pelayan publik seperti tenaga kesehatan. "Itu harus dikejar dan pastikan cakupannya tinggi. Harus di atas 90 persen," kata dia.
Baca:
Hari Pertama, 3.100 Masyarakat DKI Telah Disuntik Vaksin Booster Kedua
Harus merata
Dicky juga mengingatkan pemerintah agar semua daerah mendapatkan vaksin booster dosis kedua secara merata. Sebab, kelompok rentan ada di semua daerah. Untuk itu, Dicky meminta perencanaan yang efektif dan matang dalam pemberian vaksin booster dosis kedua.
"Hal ini untuk memastikan tidak ada kendala dalam distribusi vaksinnya. Tidak ada kendala dalam ketersediaan sarana, prasarana, maupun SDM-nya, vaksinatornya," kata dia.
Selain itu, peran pemerintah daerah juga penting dalam memberikan komunikasi dan penjelasan mengenai pentingnya vaksin booster dosis kedua. Termasuk menjelaskan manfaat dan menghalau informasi ataupun kabar-kabar yang tidak benar alias hoaks.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)