Kapuas: Sebuah video yang memperlihatkan sejumlah pemuda berjoget di ambulans viral di linimasa. Video ini dinilai warganet sebagai aksi yang merendahkan perjuangan tenaga kesehatan dalam menangani covid-19.
Menurut penyelidikan Kapolres Kapuas pelaku dalam video tersebut merupakan mahasiswa yang sedang melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Humbang Raya, Mantangai, Kapuas, Kalimantan Tengah. Dari klarifikasinya, para pemuda mengaku melakukan hal tersebut atas dasar iseng.
"Jadi ambulans tersebut dipinjam oleh mahasiswa tersebut. Dari keterangan anak-anak tersebut mereka mengaku hanya spontan ," ujar Kapolres Kapuas AKBP Manang Soebeti, Kamis, 26 Agustus 2021.
Menanggapi kasus ini, pengamat media sosial Enda Nasution menjelaskan, konten yang mengesampingkan empati kerap dipengaruhi oleh kehadiran teknologi digital. Cepatnya persebaran informasi di media sosial membuat beberapa orang menghalalkan segala cara demi sebuah konten agar viral.
"Dorongan tersebut bisa dikarenakan, pertama, ada insentif bahwa yang viral dan followersnya banyak bisa mendapat pemasukan secara ekonomi. Kedua, keinginan untuk menjadi terkenal. Cuma caranya, yang harus diperhatikan," kata Enda.
Ia menggaris bawahi, banyak juga content creator yang terkenal akibat konten yang bermanfaat. Sebab itu, netizen diminta untuk selalu berpikir berulang kali sebelum mengunggah apapun di media sosialnya. (Mentari Puspadini)
Kapuas: Sebuah video yang memperlihatkan sejumlah pemuda berjoget di ambulans viral di linimasa. Video ini dinilai warganet sebagai aksi yang merendahkan perjuangan tenaga kesehatan dalam menangani covid-19.
Menurut penyelidikan Kapolres Kapuas pelaku dalam video tersebut merupakan mahasiswa yang sedang melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Humbang Raya, Mantangai, Kapuas, Kalimantan Tengah. Dari klarifikasinya, para pemuda mengaku melakukan hal tersebut atas dasar iseng.
"Jadi ambulans tersebut dipinjam oleh mahasiswa tersebut. Dari keterangan anak-anak tersebut mereka mengaku hanya spontan ," ujar Kapolres Kapuas AKBP Manang Soebeti, Kamis, 26 Agustus 2021.
Menanggapi kasus ini, pengamat media sosial Enda Nasution menjelaskan, konten yang mengesampingkan empati kerap dipengaruhi oleh kehadiran teknologi digital. Cepatnya persebaran informasi di media sosial membuat beberapa orang menghalalkan segala cara demi sebuah konten agar viral.
"Dorongan tersebut bisa dikarenakan, pertama, ada insentif bahwa yang viral dan followersnya banyak bisa mendapat pemasukan secara ekonomi. Kedua, keinginan untuk menjadi terkenal. Cuma caranya, yang harus diperhatikan," kata Enda.
Ia menggaris bawahi, banyak juga content creator yang terkenal akibat konten yang bermanfaat. Sebab itu, netizen diminta untuk selalu berpikir berulang kali sebelum mengunggah apapun di media sosialnya. (
Mentari Puspadini)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MBM)
