medcom.id, Jakarta: Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Daerah DKI Jakarta menggelar pencoblosan Pemilu Presiden (Pilpres) di 13 Tempat Pemungutan Suara (TPS), Sabtu, (19/7/2014). Pemungutan suara ulang (PSU) digelar lantaran didugaan ada pelanggaran terhadap Peraturan KPU Nomor 19 Tahun 2014 Pasal 11.
Pasal tersebut berbunyi tentang pemberian hak pilih kepada pemilih yang tidak memenuhi syarat administrasi yakni pengguna KTP daerah selain Jakarta yang dimasukkan dalam Daftar Pemilih Khusus Tambahan (DPKTb).
Salah satu TPS yang menyelenggarakan PSU adalah TPS 3 Cideng, Gambir, Jakarta Pusat. Di sini, sebanyak 666 warga akan memilih ulang calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres), yang mereka anggap cocok dan layak untuk dijadikan pemimpin bangsa Indonesia.
Salah satu warga Cideng yang ikut memilih ulang Calon Presiden di TPS 3 adalah Sumiyati (49). Menurutnya pencoblosan ulang ini cukup menyita waktu, sebab sebagai seorang istri yang memiliki tiga anak ini merasa jadwal mengurus rumah tangga dan pekerjaannya sedikit terhambat.
"Sebenernya emoh sih, soalnya harus mengurus banyak pekerjaan dan anak. Tapi suami nyuruh saya nyoblos yaa, saya nyoblos," ucap Sumiyati saat ditemui di TPS 3 Cideng, Jalan Jatibaru, Cideng, Gambir, Jakarta Pusat, Sabtu (19/7/2014).
Berbeda dengan Muhammad Hatta, (36). Wiraswasta yang bekerja lebih dari tujuh tahun ini mengaku senang mencoblos ulang Pilpres 2014 ini. "Senang, ini adalah bagian dari demokrasi. Berpartisipasi memilih Presiden secara langsung juga menggugurkan kewajiban kita sebagai warga negara yang baik," jelasnya.
Ia juga tak masalah dengan melakukan pencoblosan ulang Pilpres 2014 ini. "Saya datang berdasar undangan, undangan dari negara untuk ikut serta memilih pemimpin bangsa Indonesia lima tahun kedepan," tuturnya.
medcom.id, Jakarta: Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Daerah DKI Jakarta menggelar pencoblosan Pemilu Presiden (Pilpres) di 13 Tempat Pemungutan Suara (TPS), Sabtu, (19/7/2014). Pemungutan suara ulang (PSU) digelar lantaran didugaan ada pelanggaran terhadap Peraturan KPU Nomor 19 Tahun 2014 Pasal 11.
Pasal tersebut berbunyi tentang pemberian hak pilih kepada pemilih yang tidak memenuhi syarat administrasi yakni pengguna KTP daerah selain Jakarta yang dimasukkan dalam Daftar Pemilih Khusus Tambahan (DPKTb).
Salah satu TPS yang menyelenggarakan PSU adalah TPS 3 Cideng, Gambir, Jakarta Pusat. Di sini, sebanyak 666 warga akan memilih ulang calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres), yang mereka anggap cocok dan layak untuk dijadikan pemimpin bangsa Indonesia.
Salah satu warga Cideng yang ikut memilih ulang Calon Presiden di TPS 3 adalah Sumiyati (49). Menurutnya pencoblosan ulang ini cukup menyita waktu, sebab sebagai seorang istri yang memiliki tiga anak ini merasa jadwal mengurus rumah tangga dan pekerjaannya sedikit terhambat.
"Sebenernya
emoh sih, soalnya harus mengurus banyak pekerjaan dan anak. Tapi suami
nyuruh saya
nyoblos yaa, saya
nyoblos," ucap Sumiyati saat ditemui di TPS 3 Cideng, Jalan Jatibaru, Cideng, Gambir, Jakarta Pusat, Sabtu (19/7/2014).
Berbeda dengan Muhammad Hatta, (36). Wiraswasta yang bekerja lebih dari tujuh tahun ini mengaku senang mencoblos ulang Pilpres 2014 ini. "Senang, ini adalah bagian dari demokrasi. Berpartisipasi memilih Presiden secara langsung juga menggugurkan kewajiban kita sebagai warga negara yang baik," jelasnya.
Ia juga tak masalah dengan melakukan pencoblosan ulang Pilpres 2014 ini. "Saya datang berdasar undangan, undangan dari negara untuk ikut serta memilih pemimpin bangsa Indonesia lima tahun kedepan," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)
