Jakarta: Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyampaikan pidato politik dalam acara peringatan Milad ke-21 PKS di Istora Senayan, pada Sabtu, 20 Mei 2023. Ia menilai demokrasi Indonesia mengalami kemunduran.
AHY menekankan bahwa melindungi teman dalam menghadapi proses hukum adalah bentuk menghalangi keadilan. Sedangkan menggunakan alat hukum untuk menghabisi lawan politik adalah penyalahgunaan kekuasaan.
Menurutnya, hal-hal tersebut membuat kualitas demokrasi Indonesia mengalami kemunduran.
"Kualitas demokrasi mengalami kemunduran. Seperti berada di tepi jurang, kita hampir saja terjerembab ke belakang dalam hal demokrasi," kata AHY.
Dalam kesempatan tersebut ia juga mengkritik praktik penegakan hukum di rezim saat ini yang tampak tajam kepada pihak yang kuat.
"Dalam banyak kasus, penegakan hukum terlihat tajam terhadap pihak yang lemah dan tumpul terhadap pihak yang kuat. Tajam terhadap lawan, tumpul terhadap teman," ujar AHY.
Lebih lanjut, AHY menegaskan bahwa Indonesia adalah milik semua elemen bangsa. Sejumlah pihak yang berani mengemukakan kritik terhadap pemerintah tidak seharusnya langsung dicap sebagai musuh negara.
"Orang-orang yang berani bersuara seolah dianggap sebagai musuh negara. Bukankah negara ini adalah milik kita semua? Jangan sampai ada masyarakat yang merasa terdiam di negerinya sendiri," tandasnya.
AHY juga menambahkan, saat ini polarisasi seakan dijaga oleh para penguasa. Hal ini dilakukan demi memuluskan kepentingan politik sekelompok kecil orang.
"Menghadapi berbagai persoalan tersebut, rakyat telah menyampaikan aspirasinya kepada kami. Kami berkomitmen untuk mewujudkan perubahan besar dan perbaikan di semua sektor kehidupan," tandasnya.
Jakarta: Ketua Umum Partai Demokrat,
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyampaikan pidato
politik dalam acara peringatan Milad ke-21 PKS di Istora Senayan, pada Sabtu, 20 Mei 2023. Ia menilai
demokrasi Indonesia mengalami kemunduran.
AHY menekankan bahwa melindungi teman dalam menghadapi proses hukum adalah bentuk menghalangi keadilan. Sedangkan menggunakan alat hukum untuk menghabisi lawan politik adalah penyalahgunaan kekuasaan.
Menurutnya, hal-hal tersebut membuat kualitas demokrasi Indonesia mengalami kemunduran.
"Kualitas demokrasi mengalami kemunduran. Seperti berada di tepi jurang, kita hampir saja terjerembab ke belakang dalam hal demokrasi," kata AHY.
Dalam kesempatan tersebut ia juga mengkritik praktik penegakan hukum di rezim saat ini yang tampak tajam kepada pihak yang kuat.
"Dalam banyak kasus, penegakan hukum terlihat tajam terhadap pihak yang lemah dan tumpul terhadap pihak yang kuat. Tajam terhadap lawan, tumpul terhadap teman," ujar AHY.
Lebih lanjut, AHY menegaskan bahwa Indonesia adalah milik semua elemen bangsa. Sejumlah pihak yang berani mengemukakan kritik terhadap pemerintah tidak seharusnya langsung dicap sebagai musuh negara.
"Orang-orang yang berani bersuara seolah dianggap sebagai musuh negara. Bukankah negara ini adalah milik kita semua? Jangan sampai ada masyarakat yang merasa terdiam di negerinya sendiri," tandasnya.
AHY juga menambahkan, saat ini polarisasi seakan dijaga oleh para penguasa. Hal ini dilakukan demi memuluskan kepentingan politik sekelompok kecil orang.
"Menghadapi berbagai persoalan tersebut, rakyat telah menyampaikan aspirasinya kepada kami. Kami berkomitmen untuk mewujudkan perubahan besar dan perbaikan di semua sektor kehidupan," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)
