Jakarta: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan pemulihan kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat, rampung pekan depan. Senin, 5 Februari, lalu terjadi bencana longsor di beberapa titik di kawasan tersebut.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan upaya jangka pendek yang bisa dilakukan adalah melakukan pembersihan material longsor yang memenuhi badan jalan.
“Sudah terlihat bidang gelincirnya di atas tebing yang di bawahnya ada warung-warung. Itu harus dikosongkan karena sangat berbahaya, hanya menunggu longsor,” jelas Basuki dalam keterangan resminya, Rabu, 7 Februari 2018.
Basuki berjanji mengupas tebing rawan longsor. Kemudian, tebing itu, lanjut Basuki, akan dibentuk terasering guna mengurangi potensi longsor berulang.
Baca: Puncak Longsor, Jalur Jakarta-Puncak Ditutup
Selama proses berlangsung, jalan yang melintasi kawasan Puncak akan dialihkan melewati jalur alternatif sesuai arahan Kepolisian. Basuki meyakini perubahan tata ruang menjadi penyebab bencana longsor.
"Tata ruang (wilayah) Puncak sudah berubah, sedangkan topografi masih seperti ini. Jalan (Puncak) kan tidak berubah dari dulu,” terang Basuki.
Alat Berat Disiagakan
Sementara itu, untuk mengantisipasi terjadinya longsor susulan, Kementerian PUPR telah menyiagakan alat berat di sekitar kawasan Puncak. Alat berat disiagakan di dua lokasi.
“Peralatan disiagakan selama puncak musim hujan berlangsung yakni di Riung Gunung dan Cipayung," kata Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Wilayah VI Atyanto Busono.
Hujan deras yang mengguyur kawasan Bogor pada Minggu, 4 Februari, malam, hingga Senin, 5 Februari, mengakibatkan bencana longsor di beberapa titik di kawasan Puncak. Lokasi yang mengalami longsor yakni ruas Ciawi-Puncak yang berada di Gunung Mas, Riung Gunung, Grand Hill, dan Masjid Attaawun. Pada ruas Puncak Pas-Bts, Kota Cianjur, longsor terjadi di Puncak Pas dan ruas Ciawi-Benda, serta di Ciawi-Benda Pasar Cikereteg.
Jakarta: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan pemulihan kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat, rampung pekan depan. Senin, 5 Februari, lalu terjadi bencana longsor di beberapa titik di kawasan tersebut.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan upaya jangka pendek yang bisa dilakukan adalah melakukan pembersihan material longsor yang memenuhi badan jalan.
“Sudah terlihat bidang gelincirnya di atas tebing yang di bawahnya ada warung-warung. Itu harus dikosongkan karena sangat berbahaya, hanya menunggu longsor,” jelas Basuki dalam keterangan resminya, Rabu, 7 Februari 2018.
Basuki berjanji mengupas tebing rawan longsor. Kemudian, tebing itu, lanjut Basuki, akan dibentuk terasering guna mengurangi potensi longsor berulang.
Baca: Puncak Longsor, Jalur Jakarta-Puncak Ditutup
Selama proses berlangsung, jalan yang melintasi kawasan Puncak akan dialihkan melewati jalur alternatif sesuai arahan Kepolisian. Basuki meyakini perubahan tata ruang menjadi penyebab bencana longsor.
"Tata ruang (wilayah) Puncak sudah berubah, sedangkan topografi masih seperti ini. Jalan (Puncak) kan tidak berubah dari dulu,” terang Basuki.
Alat Berat Disiagakan
Sementara itu, untuk mengantisipasi terjadinya longsor susulan, Kementerian PUPR telah menyiagakan alat berat di sekitar kawasan Puncak. Alat berat disiagakan di dua lokasi.
“Peralatan disiagakan selama puncak musim hujan berlangsung yakni di Riung Gunung dan Cipayung," kata Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Wilayah VI Atyanto Busono.
Hujan deras yang mengguyur kawasan Bogor pada Minggu, 4 Februari, malam, hingga Senin, 5 Februari, mengakibatkan bencana longsor di beberapa titik di kawasan Puncak. Lokasi yang mengalami longsor yakni ruas Ciawi-Puncak yang berada di Gunung Mas, Riung Gunung, Grand Hill, dan Masjid Attaawun. Pada ruas Puncak Pas-Bts, Kota Cianjur, longsor terjadi di Puncak Pas dan ruas Ciawi-Benda, serta di Ciawi-Benda Pasar Cikereteg.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)
