Jakarta: Laksamana Yudo Margono resmi mejabat sebagai Panglima TNI. Ada sejumlah pekerjaan yang harus dilakukan eks Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL).
Pertama, meneruskan program pembinaan personel TNI. Sehingga, prajurit angkatan bersenjata Indonesia terjaga dengan baik.
"Pada masa sekarang kita memerlukan keberlanjutan program pembinaan personel TNI professional dan netral yang telah dibentuk dasarnya oleh Jendral Andika," kata anggota Komisi I DPR Muhammad Farhan saat dihubungi, Senin, 19 Desember 2022.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Kedua, mengawal mewujudkan Minimum Essential Force pada 2024. Yakni, pemenuhan peralatan tempur Indonesia.
"Salah satunya adalah kajian rencana pembelian fregat dari Perancis yang harganya sama dengan produksi 20 unit kapal selam kecil buatan PT PAL," ungkap dia.
Kesejahteraan prajurit juga harus menjadi perhatian Yudo. Sebab, seorang panglima TNI harus memastikan kesejahteraan memadai.
"Baik umtuk operasional, lauk pauk prajurit dan perumahannya," sebut dia.
Baca: Momen Yudo Margono Salah Sebut Sumpah Saat Dilantik Jokowi Jadi Panglima TNI |
Politikus Partai NasDem mengakui berbagai tugas itu tak gampang. Sebab, terkendala keterbatasan anggaran.
"Pertanyaannya, apakah mampu meyakinkan Mentri Keuangan sebagai bendahara negara menaikkan anggarannya?" ujar dia.
Selain itu, Farhan menyambut baik pelantikan Yudo sebagai Panglima TNI. Sebab, Yudo dianggap cocok dengan Indonesia yang merupakan negara maritim.
"Indonesia adalah Negara Maritim, yang membutuhkan seorang Panglima TNI yang memiliki penguasaan matra laut yang kuat. Laksamana Yudho Margono sudah membujtikan itu lewat tugas luar biasa sebagai Pangkogabwilhan 1 dan KSAL," ujar dia.
