Wimar Witoelar, Sosok Jangkar Pergerakan Reformasi

Jakarta: Kematian Wimar Witoelar meninggalkan kesedihan tak hanya bagi keluarga, tapi juga kolega. Wimar dinilai salah satu sosok pejuang reformasi. "Dia adalah penyokong utama gerakan reformasi yang enggan tampil di depan tapi menjadi jangkar berbagai gerakan reformasi," kata Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Faisol Riza melalui akun Instagram-nya @faisol8414, Rabu, 19 Mei 2021. Dia menyebut Wimar lebih aktif menyuarakan pergerakan melalui program talkshow politik pada masa Orde Baru. Saat itu, Wilmar membawakan program Perspektif. Sayang, program dilarang tayang. Ketua Komisi VI itu menilai Wimar piawai membawakan acara tersebut. Penggunaan kata membuat pesan yang disampaikan dapat diterima seluruh kalangan. "Menggambarkan (Wimar) orang cerdas, menguasai masalah, dan tahu bagaimana menyampaikan dalam bahasa awam," tutur dia. Kepiawaian itu membuat Presiden ke-4 Indonesia Abdurrahman Wahid (Gus Dur) jatuh hati kepada Wimar. Gus Dur meminang Wimar menjadi juru bicara (Jubir) presiden. "Saya tidak mencari jubir seperti dia, saya membutuhkan dia. Saya membutuhkan Wimar," tulis Faisol mengulang pernyataan Gus Dur saat memilih Wimar sebagai jubir presiden. Wimar setia kepada Gus Dur. Bahkan, dia ikut meninggalkan Istana Negara setelah Gus Dur lengser sebagai Presiden Indonesia. Salah satu kenangan Faisol, ialah saat Wimar baru menikmati menggunakan mobil dinas jenis Kijang. Namun, hal itu harus ditinggalkan karena ikut keluar dari Istana Negara. "Terpaksa dia tinggal katanya, katanya lagi senang (menggunakan mobil dinas)," kenang Faisol. Wimar tutup usia di Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI) pada Rabu, 19 Mei 2021, pukul 09.00 WIB. Rencananya, dia dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, Jakarta Selatan.