Jakarta: Media Indonesia di hari ulang tahunnya ke-50 berharap dapat meniru kesuksesan media cetak tersohor asal Amerika Serikat, New York Times. Media cetak itu mampu bertahan hidup dan sukses walau sudah berusia 1,5 abad.
"Usia 50 tahun media cetak adalah usia yang relatif muda. Umur itu hampir sepertiga umur media (New York Times) yang berusia 149 tahun di negeri Paman Sam," kata Ketua Dewan Redaksi Media Group Saur Hutabarat di rangkaian HUT ke-50 Media Indonesia di Grand Studio MetroTV, Jakarta Barat, Selasa, 28 Januari 2020.
Saur membayangkan Media Indonesia bisa meniru kesuksesan New York Times. Tak lekang di tengah gempuran disrupsi teknologi. New York Times bahkan tetap jadi salah satu media cetak rujukan.
"Saban kali membaca New York Times, saban kali itu pula saya membayangkan usianya akan semakin panjang, dan semakin panjang lagi. Pertanyaan terpenting apakah sejarah terulang kembali atau sejarah tidak terulang lagi," ujarnya.
Media cetak bisa menjadi solusi ketika masyarakat sehari-hari disuapi berita bohong atau hoaks. Harus ada solusi mempertahankan eksistensi media konvensional seperti surat kabar.
"Ketika internet ditemukan, media sosial salah satu yang dihidangkan di hadapan kita adalah apa yang disebut berita palsu. Maka pertanyaannya adalah di manakah solusi, di manakah jalan keluar," tuturnya
Jakarta: Media Indonesia di hari ulang tahunnya ke-50 berharap dapat meniru kesuksesan media cetak tersohor asal Amerika Serikat, New York Times. Media cetak itu mampu bertahan hidup dan sukses walau sudah berusia 1,5 abad.
"Usia 50 tahun media cetak adalah usia yang relatif muda. Umur itu hampir sepertiga umur media (New York Times) yang berusia 149 tahun di negeri Paman Sam," kata Ketua Dewan Redaksi Media Group Saur Hutabarat di rangkaian HUT ke-50 Media Indonesia di Grand Studio MetroTV, Jakarta Barat, Selasa, 28 Januari 2020.
Saur membayangkan Media Indonesia bisa meniru kesuksesan New York Times. Tak lekang di tengah gempuran disrupsi teknologi. New York Times bahkan tetap jadi salah satu media cetak rujukan.
"Saban kali membaca New York Times, saban kali itu pula saya membayangkan usianya akan semakin panjang, dan semakin panjang lagi. Pertanyaan terpenting apakah sejarah terulang kembali atau sejarah tidak terulang lagi," ujarnya.
Media cetak bisa menjadi solusi ketika masyarakat sehari-hari disuapi berita bohong atau hoaks. Harus ada solusi mempertahankan eksistensi media konvensional seperti surat kabar.
"Ketika internet ditemukan, media sosial salah satu yang dihidangkan di hadapan kita adalah apa yang disebut berita palsu. Maka pertanyaannya adalah di manakah solusi, di manakah jalan keluar," tuturnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)
