Jakarta: Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap dampak dari fenomena La Nina. Menurut BMKG, puncak fenomena La Nina diprediksi akan terjadi pada Januari-Februari 2022.
Berdasarkan pantauan BMKG, hingga pertengahan Oktober sebanyak 20 persen wilayah Zona Musim (ZOM) di Indonesia telah memasuki musim hujan, namun sebagian juga masuk pada September.
Berkaca pada kejadian La Nina 2020 silam, terjadi peningkatan curah hujan di berbagai wilayah Indonesia, terutama di Sumatera bagian selatan, Jawa, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan.
Kondisi tersebut, menurut Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, diprediksi peningkatan curah hujan secara konsisten sejak November hingga Januari 2022. Pada November, beberapa wilayah diprediksi akan meningkat curah hujan bulanan mencapai 70 persen bahkan 100 persen.
Sementara pada November 2021, diprediksi peningkatan curah hujan merata di Jawa, Bali, NTB dan cukup merata di NTT serta secara sporadis di Sumatera, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan dan Maluku Utara.
Pada Desember 2021, diprediksi semakin meningkat di Jawa, Bali, NTB, NIT Di Sumatera Utara, Kalimantan Selatan dan sporadis di Kalimantan Timur serta Sulawesi Selatan.
Meski sebagian daerah diprediksi mengalami dampak La Nina, sehingga mengalami peningkatan curah hujan, ada beberapa daerah yang justru kekurangan air karena intensitas hujan menurun.
"Jadi dalam satu pulau ada yang mengalami penurunan curah hujan dan ada pula yang meningkat," kata Kepala BMKG, Dwikorita dikutip dari Antara, Sabtu, 30 Oktober 2021.
Kemudian, pada Januari 2022 dampak La Nina semakin meluas di Jawa, Bali, NTB, sebagian NTT, sporadis di Sumatera, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan di Kalimantan Timur serta hampir merata di Sulawesi.
Kemudian pada Februari 2022 diprediksi curah hujan meningkat di beberapa wilayah, masih merata dan meluas di Jawa, Bali, NTB dan NTT lebih tinggi. Selain dampak La Nina, perlu diwaspadai badai tropis yang sering terjadi pada Januari-Februari yang muncul di wilayah NTT.
Jakarta: Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (
BMKG) mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap dampak dari fenomena La Nina. Menurut BMKG, puncak fenomena
La Nina diprediksi akan terjadi pada Januari-Februari 2022.
Berdasarkan pantauan BMKG, hingga pertengahan Oktober sebanyak 20 persen wilayah Zona Musim (ZOM) di Indonesia telah memasuki musim hujan, namun sebagian juga masuk pada September.
Berkaca pada kejadian La Nina 2020 silam, terjadi peningkatan curah hujan di berbagai wilayah Indonesia, terutama di Sumatera bagian selatan, Jawa, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan.
Kondisi tersebut, menurut Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, diprediksi peningkatan curah hujan secara konsisten sejak November hingga Januari 2022. Pada November, beberapa wilayah diprediksi akan meningkat curah hujan bulanan mencapai 70 persen bahkan 100 persen.
Sementara pada November 2021, diprediksi peningkatan curah hujan merata di Jawa, Bali, NTB dan cukup merata di NTT serta secara sporadis di Sumatera, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan dan Maluku Utara.
Pada Desember 2021, diprediksi semakin meningkat di Jawa, Bali, NTB, NIT Di Sumatera Utara, Kalimantan Selatan dan sporadis di Kalimantan Timur serta Sulawesi Selatan.
Meski sebagian daerah diprediksi mengalami dampak La Nina, sehingga mengalami peningkatan curah hujan, ada beberapa daerah yang justru kekurangan air karena intensitas hujan menurun.
"Jadi dalam satu pulau ada yang mengalami penurunan curah hujan dan ada pula yang meningkat," kata Kepala BMKG, Dwikorita dikutip dari
Antara, Sabtu, 30 Oktober 2021.
Kemudian, pada Januari 2022 dampak La Nina semakin meluas di Jawa, Bali, NTB, sebagian NTT, sporadis di Sumatera, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan di Kalimantan Timur serta hampir merata di Sulawesi.
Kemudian pada Februari 2022 diprediksi curah hujan meningkat di beberapa wilayah, masih merata dan meluas di Jawa, Bali, NTB dan NTT lebih tinggi. Selain dampak La Nina, perlu diwaspadai badai tropis yang sering terjadi pada Januari-Februari yang muncul di wilayah NTT.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(PRI)
