medcom.id, Surabaya: Komitmen Indonesia mewujudkan kesetaraan gender pada 2030 disampaikan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Yambise saat membuka Sharing Best Practice on Women and Leadership di Surabaya.
"Saya yakin kepemimpinan perempuan sangat penting bagi masyarakat karena perempuan lebih peka dan lebih responsif atas berbagai urusan publik. Karena kepekaan itu, pemimpin perempuan biasanya lebih cepat membaca peluang untuk kemajuan masyarakat," kata Yohana, Senin (19/9/2016).
Hal itu terbukti dengan banyaknya perempuan yang menjadi kepala daerah dan menjadi pemimpin perusahaan. Makin banyaknya perempuan yang tampil di publik membuat pemberdayaan perempuan dan perlindungan terhadap perempuan menguat.
"Kami targetkan kesetaraan gender itu akan terwujud pada 2030 nanti," tegas Yohana.
Pada acara yang digelar Kementerian PPPA dan Kementerian Sekretariat Negara serta Organisasi Colombo Plan itu, wakil dari 13 negara akan bertukar pengalaman. Setiap delegasi diharapkan akan menyampaikan pengalaman serta praktik pemberdayaan perempuan di negara mereka.
Pertemuan akan digelar selama seminggu dengan berbagai diskusi, termasuk diskusi dengan narasumber berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah yang fokus dalam pemberdayaan perempuan, seperti Kota Surabaya dengan Wali Kota Tri Rismaharini, Bupati Probolinggo dengan Puput Tantriana, dan Bupati Nganjuk dengan Budi Mulyana yang dikenal dengan program Omah Ayem lan Adem.
Bukan hanya diskusi, delegasi dari Afghanistan, Bangladesh, Bhutan, Fiji, Filipina, Indonesia, Iran, Malaysia, Maladewa, Nepal, Pakistan, Sri Langka, dan Vietnam itu juga akan mengunjungi berbagai tempat, terutama tempat penguatan pemberdayaan perempuan, seperti home industri batik saraswati dan bekas lokalisasi Dolly. (Media Indonesia)
medcom.id, Surabaya: Komitmen Indonesia mewujudkan kesetaraan gender pada 2030 disampaikan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Yambise saat membuka Sharing Best Practice on Women and Leadership di Surabaya.
"Saya yakin kepemimpinan perempuan sangat penting bagi masyarakat karena perempuan lebih peka dan lebih responsif atas berbagai urusan publik. Karena kepekaan itu, pemimpin perempuan biasanya lebih cepat membaca peluang untuk kemajuan masyarakat," kata Yohana, Senin (19/9/2016).
Hal itu terbukti dengan banyaknya perempuan yang menjadi kepala daerah dan menjadi pemimpin perusahaan. Makin banyaknya perempuan yang tampil di publik membuat pemberdayaan perempuan dan perlindungan terhadap perempuan menguat.
"Kami targetkan kesetaraan gender itu akan terwujud pada 2030 nanti," tegas Yohana.
Pada acara yang digelar Kementerian PPPA dan Kementerian Sekretariat Negara serta Organisasi Colombo Plan itu, wakil dari 13 negara akan bertukar pengalaman.
Setiap delegasi diharapkan akan menyampaikan pengalaman serta praktik pemberdayaan perempuan di negara mereka.
Pertemuan akan digelar selama seminggu dengan berbagai diskusi, termasuk diskusi dengan narasumber berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah yang fokus dalam pemberdayaan perempuan, seperti Kota Surabaya dengan Wali Kota Tri Rismaharini, Bupati Probolinggo dengan Puput Tantriana, dan Bupati Nganjuk dengan Budi Mulyana yang dikenal dengan program Omah Ayem lan Adem.
Bukan hanya diskusi, delegasi dari Afghanistan, Bangladesh, Bhutan, Fiji, Filipina, Indonesia, Iran, Malaysia, Maladewa, Nepal, Pakistan, Sri Langka, dan Vietnam itu juga akan mengunjungi berbagai tempat, terutama tempat penguatan pemberdayaan perempuan, seperti home industri batik saraswati dan bekas lokalisasi Dolly. (
Media Indonesia)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(TRK)
