Jakarta: Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi sebanyak tujuh kabupaten di Sumatra Selatan (Sumsel) berpotensi mengalami kekeringan. Hal itu akibat cuaca ekstrem pada akhir tahun ini.
"Tujuh kabupaten tersebut adalah Banyuasin, Ogan Ilir, Musi Banyuasin, Ogan Komering Ulu, Ogan Komering Ulu Timur, serta Sumatra Selatan Bagian Tengah seperti Kabupaten Muara Enim dan Lahat," ujar Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Sumatera Selatan Nandang Pangaribowo mengutip Antara, Rabu, 19 Juli 2023.
Menurut dia, setiap daerah tersebut berpotensi mengalami kekeringan. Mengingat saat ini karena terdampak badai El-Nino di wilayah Pasifik Bagian Barat yang mengakibatkan berkurangnya hujan dan cuaca menjadi lebih kering dari biasanya.
"Cuaca kering di wilayah tersebut diprediksi berlangsung hingga akhir tahun ini dan puncaknya akan berlangsung antara Juli hingga Oktober," jelas dia.
Pemerintah daerah (pemda) setempat diimbau untuk segera melakukan mitigasi kedaruratan bencana seperti kebakaran hutan dan lahan (karhutla) serta gangguan produksi pertanian dan perkebunan. Untuk memaksimalkan upaya mitigasi, pihaknya memastikan kondisi analisa cuaca termonitor secara penuh oleh BMKG.
Jakarta: Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (
BMKG) memprediksi sebanyak tujuh kabupaten di Sumatra Selatan (Sumsel) berpotensi mengalami
kekeringan. Hal itu akibat cuaca ekstrem pada akhir tahun ini.
"Tujuh kabupaten tersebut adalah Banyuasin, Ogan Ilir, Musi Banyuasin, Ogan Komering Ulu, Ogan Komering Ulu Timur, serta Sumatra Selatan Bagian Tengah seperti Kabupaten Muara Enim dan Lahat," ujar Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Sumatera Selatan Nandang Pangaribowo mengutip
Antara, Rabu, 19 Juli 2023.
Menurut dia, setiap daerah tersebut berpotensi mengalami kekeringan. Mengingat saat ini karena terdampak badai El-Nino di wilayah Pasifik Bagian Barat yang mengakibatkan berkurangnya hujan dan cuaca menjadi lebih kering dari biasanya.
"Cuaca kering di wilayah tersebut diprediksi berlangsung hingga akhir tahun ini dan puncaknya akan berlangsung antara Juli hingga Oktober," jelas dia.
Pemerintah daerah (pemda) setempat diimbau untuk segera melakukan mitigasi kedaruratan bencana seperti kebakaran hutan dan lahan (karhutla) serta gangguan produksi pertanian dan perkebunan. Untuk memaksimalkan upaya mitigasi, pihaknya memastikan kondisi analisa cuaca termonitor secara penuh oleh BMKG.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)
