Gunung Bromo di Probolinggo, Jawa Timur, saat berstatus awas. Foto: MI/Bagus Suryo.
Gunung Bromo di Probolinggo, Jawa Timur, saat berstatus awas. Foto: MI/Bagus Suryo.

Sensor Pemantau Erupsi Bromo Hilang

Putri Rosmala • 07 Oktober 2016 11:40
medcom.id, Jakarta: Alat pemantau erupsi Gunung Bromo hilang. Padahal, peralatan tersebut  berada dalam satu boks beton ukuran 1,5 x 2 meter yang terkunci dan dilindungi pagar.
 
Alat yang hilang adalah logger tiltmeter ts4200, POE, switch hub 8 port, regular solar panel, moxa serial to utp converter, looger gas sensor CO2, antena broadband, dan DC to DC converter.
 
Hilangnya alat pemantau ini berdampak pada proses pemantauan aktivitas Gunung Bromo yang tidak bisa menggunakan metode deformasi dan geokimia.
 
"Kepala PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi ) telah melaporkan hilangnya unit peralatan pemantauan Gunung Bromo kepada Kepala BNPB, Gubernur Jawa Timur dan Bupati Probolinggo," kata Kepala Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, Jumat (7/10/2016).
 
Sutopo mengungkapkan, kejadian serupa pernah terjadi di beberapa daerah, baik alat pendeteksi banjir, longsor, tsunami, aktivitas vulkanik gunung api dan lainnya. Pencurian, pengrusakan dan terbatasnya biaya pemeliharaan dan pemutakhiran peralatan menjadi salah satu masalah dalam peringatan dini bencana.
 
 
 
Sementara itu, sejak dinaikkan status Siaga (level III) oleh PVMBG Badan Geologi pada 26 September, aktivitas vulkanik Gunung Bromo masih tinggi.
 
Berdasarkan pemantauan dari pos Pengamatan Gunung api (PGA) Bromo di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, maupun di kantor PVMBG-Badan Geologi Bandung, hari ini pukul 00.00 - 06.00 WIB menunjukkan asap kawah teramati putih kelabu coklat kehitaman sedang-tebal dengan tekanan sedang.
 
Tinggi asap berkisar 100-300 meter dari puncak kawah ke arah barat-utara. Seismik menunjukkan tremor amplitudo maksimum 0,5-12 mm dominan 1 mm. Gempa vulkanik dangkal 1 kali amplitudo maksimum 18 milimeter. Indikasi masih inflasi yang mengindikasikan masih ada suplai magma sehingga masih ada potensi erupsi Gunung Bromo.
 
"PVMBG merekomendasikan masyarakat di sekitar Gunung Bromo, pengunjung, wisatawan, atau pendaki tidak memasuki kawasan dalam radius 2,5 km dari kawah aktif Gunung Bromo," kata Sutopo.
 
Saat ini aktivitas penerbangan di Bandara Abdul Rahman Saleh di Malang tetap normal. Sebelumnya penerbangan terganggu oleh abu vulkanik Gunung Bromo sehingga penerbangan dialihkan ke Bandara Juanda Sidoarjo.


 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan