medcom.id, Jakarta: Memasuki usia tahun kedua, Abdurrahman Wahid Center (AWC) UI diiharapkan terus berjuang membangun komunitas dialog lintas iman,menjaga keberagaman dan berkontribusi bagi perdamaian.
"Saya mengutip pernyataan almarhum ayah Gus Dur bahwa Indonesia adalah negara keragaman,maka kalau tidak ada keragaman bukanlah Indonesia," kata Alisa Wahid saat sambutan mewakili keluarga Abdurahman Wahid (Gus Dur) pada peringatan Tahun Ke-2 AWC UI di kampus UI Depok.
Acara tersebut diisi Bincang Budaya bersama budayawan Radar Panca Dahana, aktor film Alex Komang, dan Saras, dosen Filsafat UI diselingi pertunjukan Musik Etnik Sekarwidya Makara UI, penampilan solo terompet dan renungan puisi.
Alisa Wahid mencontohkan pada kemerdekan RI tahun 1945, para pendiri bangsa mencari format negara, menjadi negara Islam atau Jawa dan lain lain.
Namun para pendiri bangsa mememutuskan menjadi negara kesatuan RI dengan dasar negara Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika. "Indonesia adalah plural atau majemuk maka jangan ada kelompok tertentu ingin menguasai dan mendapat perlakuan khusus," cetusnya.
Ia menegaskan perlu terus dikembangkan bangunan hidup bersama. Dia juga meminta kaum muda berperan sebagai agen perubahan. Karena itu, anak muda harus menyodorkan perubahan, menciptakan arus perubahan budaya.
Radhar Panca Dahana menegaskan Gus Dur merupakan pejuang kebudayaan yang semangatnya mesti terus dinyalakan dalam kehidupan keberagaman di Tanah Air. Ia mengingatkan saat ini Indonesia mengalami kemerosotan nilai dan mental di seluruh elemen bangsa yang mencapai titik nadir.
"Saat ini, banyak kekejian yang berkembang di masyarakat. Kita sedang mengalami krisis. Untuk itu kita harus menjaga identitas diri kita dengan menjaga nilai-nilai," tegasnya.
Direktur Riset dan Pengabdia Masyarakat UI Bachtiar Alam berharap AWC UI mampu menjadi pusat kajian dan riset tentang keberagaman atau pluralisme.
"Riset-riset tersebut mesti dipublikasikan ke masyarakat di Tanah Air maupun mancanegara," pungkasnya. (Syarief Oebaidillah)
medcom.id, Jakarta: Memasuki usia tahun kedua, Abdurrahman Wahid Center (AWC) UI diiharapkan terus berjuang membangun komunitas dialog lintas iman,menjaga keberagaman dan berkontribusi bagi perdamaian.
"Saya mengutip pernyataan almarhum ayah Gus Dur bahwa Indonesia adalah negara keragaman,maka kalau tidak ada keragaman bukanlah Indonesia," kata Alisa Wahid saat sambutan mewakili keluarga Abdurahman Wahid (Gus Dur) pada peringatan Tahun Ke-2 AWC UI di kampus UI Depok.
Acara tersebut diisi Bincang Budaya bersama budayawan Radar Panca Dahana, aktor film Alex Komang, dan Saras, dosen Filsafat UI diselingi pertunjukan Musik Etnik Sekarwidya Makara UI, penampilan solo terompet dan renungan puisi.
Alisa Wahid mencontohkan pada kemerdekan RI tahun 1945, para pendiri bangsa mencari format negara, menjadi negara Islam atau Jawa dan lain lain.
Namun para pendiri bangsa mememutuskan menjadi negara kesatuan RI dengan dasar negara Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika. "Indonesia adalah plural atau majemuk maka jangan ada kelompok tertentu ingin menguasai dan mendapat perlakuan khusus," cetusnya.
Ia menegaskan perlu terus dikembangkan bangunan hidup bersama. Dia juga meminta kaum muda berperan sebagai agen perubahan. Karena itu, anak muda harus menyodorkan perubahan, menciptakan arus perubahan budaya.
Radhar Panca Dahana menegaskan Gus Dur merupakan pejuang kebudayaan yang semangatnya mesti terus dinyalakan dalam kehidupan keberagaman di Tanah Air. Ia mengingatkan saat ini Indonesia mengalami kemerosotan nilai dan mental di seluruh elemen bangsa yang mencapai titik nadir.
"Saat ini, banyak kekejian yang berkembang di masyarakat. Kita sedang mengalami krisis. Untuk itu kita harus menjaga identitas diri kita dengan menjaga nilai-nilai," tegasnya.
Direktur Riset dan Pengabdia Masyarakat UI Bachtiar Alam berharap AWC UI mampu menjadi pusat kajian dan riset tentang keberagaman atau pluralisme.
"Riset-riset tersebut mesti dipublikasikan ke masyarakat di Tanah Air maupun mancanegara," pungkasnya. (Syarief Oebaidillah)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADF)
