medcom.id, Jakarta: Mentri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto mengatakan, bahwa sebentar lagi masyarakat Indonesia harus siap menghadapi keterbukaan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Ia berharap adanya disiplin dan kerja keras dari semua masyarakat konstruksi.
"Saya mengimbau kepada pelaku konstruksi mempersiapkan diri sebaik-baiknya, untuk menyikapi MEA di Tahun 2015," ungkapnya saat Malam Penghargaan Konstruksi Indonesia di Hotel Sultan, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Kamis (25/9/2014).
Disamping itu, agar perdagangan bebas dalam lingkup Negara ASEAN tidak dipersepsi hanya untuk persaingan, namun justru untuk mengintregrasikan dan saling melengkapi kapasitas antara Negara-negara tersebut dalam menghadapi negara-negara non ASEAN di era globalisasi yang lebih luas pada 2020 mendatang.
Djoko berpendapat, untuk menghadapi MEA setidaknya tenaga kerja asing yang bekerja di Indonesia masih harus dibatasi. "Hanya untuk setaraf direktur, manager, dan tenaga ahli," katanya.
Hal tersebut untuk memenuhi ketentuan peraturan perundang-udangan ketenagakerjaan dan keimigrasian yang berlaku di Indonesia. Djoko percaya, bahwa tenaga kerja konstruksi Indonesia memiliki daya saing kompetitif dan komperatif yang tinggi di kawasan ASEAN.
"Saya percaya, sampai saat ini tenaga kerja konstruksi Indonesia memiliki daya saing ya tinggi di ASEAN," imbuh Djoko. (adv)
medcom.id, Jakarta: Mentri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto mengatakan, bahwa sebentar lagi masyarakat Indonesia harus siap menghadapi keterbukaan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Ia berharap adanya disiplin dan kerja keras dari semua masyarakat konstruksi.
"Saya mengimbau kepada pelaku konstruksi mempersiapkan diri sebaik-baiknya, untuk menyikapi MEA di Tahun 2015," ungkapnya saat Malam Penghargaan Konstruksi Indonesia di Hotel Sultan, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Kamis (25/9/2014).
Disamping itu, agar perdagangan bebas dalam lingkup Negara ASEAN tidak dipersepsi hanya untuk persaingan, namun justru untuk mengintregrasikan dan saling melengkapi kapasitas antara Negara-negara tersebut dalam menghadapi negara-negara non ASEAN di era globalisasi yang lebih luas pada 2020 mendatang.
Djoko berpendapat, untuk menghadapi MEA setidaknya tenaga kerja asing yang bekerja di Indonesia masih harus dibatasi. "Hanya untuk setaraf direktur, manager, dan tenaga ahli," katanya.
Hal tersebut untuk memenuhi ketentuan peraturan perundang-udangan ketenagakerjaan dan keimigrasian yang berlaku di Indonesia. Djoko percaya, bahwa tenaga kerja konstruksi Indonesia memiliki daya saing kompetitif dan komperatif yang tinggi di kawasan ASEAN.
"Saya percaya, sampai saat ini tenaga kerja konstruksi Indonesia memiliki daya saing ya tinggi di ASEAN," imbuh Djoko. (adv)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NIN)
