medcom.id, Jakarta: Prestasi di dunia pendidikan nasional masih jauh dari harapan. Padahal anggaran untuk membangun dunia pendidikan sebesar 20 persen dari total APBN, terbilang sangat besar dibandingkan sektor pembangunan lain.
Praktisi pendidikan Arief Rahman memberi catatan terhadap perilaku para guru dan dosen. Menurutnya, banyak guru dan dosen di Indonesia yang sering mengeluh, tidak disiplin, dan tidak memiliki persiapan sebelum mengajar.
Mereka sering lupa apa yang harus diajarkan, atau sampai di mana pelajaran terakhir yang sudah disampaikan.
"Ada guru yang sering disibukkan dengan persoalan diluar pelajaran, dan lupa terhadap tugasnya mengajar", kata Arief dalam round table discussion MPR di Kompleks Parlemen, Jakarta Pusat, Rabu 25 Oktober 2017.
Sikap lain dari para guru dan dosen yang kurang baik menurut Arief adalah tidak bersemangat saat bertemu siswa. Semestinya guru menunjukkan semangatnya, agar para siswa juga bersemangat dalam menerima pelajaran.
Pendapat lain dikemukakan Ketua Umum PGRI Unifah Rosyidi. Menurut Unifah tidak semua anggaran pendidikan terdistribusi secara baik. Bahkan, anggaran dari pusat yang ditransfer ke daerah untuk diteruskan ke guru, kerap digunakan terlebih dahulu untuk pembangunan daerah. Akibatnya, anggaran terlambat sampai ke tangan para guru.
"Ini persoalan serius yang bisa menimbulkan kegelisahan, tetapi terjadi berulang-ulang," kata Unifah.
Lain lagi pendapatnya Profesor Bomer Pasaribu. Menurutnya, pendidikan nasional sama sekali tidak terjangkau oleh sila-sila Pancasila. Akibatnya, perilaku Pancasila tidak muncul dalam perilaku pendidikan di Indonesia. Sedangkan di eropa yang tidak mengenal Pancasila malah melaksanakan prinsip Pancasila.
"Di Indonesia kita menemukan teori tentang Pancasia, tetapi di eropa, praktek Pancasila itu malah sudah dilaksanakan," ucapnya.
medcom.id, Jakarta: Prestasi di dunia pendidikan nasional masih jauh dari harapan. Padahal anggaran untuk membangun dunia pendidikan sebesar 20 persen dari total APBN, terbilang sangat besar dibandingkan sektor pembangunan lain.
Praktisi pendidikan Arief Rahman memberi catatan terhadap perilaku para guru dan dosen. Menurutnya, banyak guru dan dosen di Indonesia yang sering mengeluh, tidak disiplin, dan tidak memiliki persiapan sebelum mengajar.
Mereka sering lupa apa yang harus diajarkan, atau sampai di mana pelajaran terakhir yang sudah disampaikan.
"Ada guru yang sering disibukkan dengan persoalan diluar pelajaran, dan lupa terhadap tugasnya mengajar", kata Arief dalam
round table discussion MPR di Kompleks Parlemen, Jakarta Pusat, Rabu 25 Oktober 2017.
Sikap lain dari para guru dan dosen yang kurang baik menurut Arief adalah tidak bersemangat saat bertemu siswa. Semestinya guru menunjukkan semangatnya, agar para siswa juga bersemangat dalam menerima pelajaran.
Pendapat lain dikemukakan Ketua Umum PGRI Unifah Rosyidi. Menurut Unifah tidak semua anggaran pendidikan terdistribusi secara baik. Bahkan, anggaran dari pusat yang ditransfer ke daerah untuk diteruskan ke guru, kerap digunakan terlebih dahulu untuk pembangunan daerah. Akibatnya, anggaran terlambat sampai ke tangan para guru.
"Ini persoalan serius yang bisa menimbulkan kegelisahan, tetapi terjadi berulang-ulang," kata Unifah.
Lain lagi pendapatnya Profesor Bomer Pasaribu. Menurutnya, pendidikan nasional sama sekali tidak terjangkau oleh sila-sila Pancasila. Akibatnya, perilaku Pancasila tidak muncul dalam perilaku pendidikan di Indonesia. Sedangkan di eropa yang tidak mengenal Pancasila malah melaksanakan prinsip Pancasila.
"Di Indonesia kita menemukan teori tentang Pancasia, tetapi di eropa, praktek Pancasila itu malah sudah dilaksanakan," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(TRK)