medcom.id, Bandung: Puluhan anggota Lembaga Perlindungan Saksi dan korban (LPSK) mengikuti pendidikan intelijen. Pendidikan berlangsung di Pusat Pendidikan (Pusdik) Intelkam Polri, Bandung, Jawa Barat, 5-18 April.
"Melalui diklat ini, staf LPSK diharapkan bisa lebih memberikan jaminan keamanan dan kenyamanan bagi saksi," kata Ketua LPSK Abdul Haris Semendawai usai membuka kegiatan yang diikuti 21 personel dari berbagai divisi dan unit di lingkungan LPSK.
Menurut Semendawai, kemampuan anggota perlu ditingkatkan karena dalam banyak kasus, LPSK harus berhadapan dengan pihak-pihak kuat, baik pengaruh maupun jaringannya. Mereka harus punya bekal intelijen karenanya. Plus menghindari saksi dan korban dari ancaman yang menganggu keselamatan dan keamanan mereka bersaksi.
Sebagai contoh kasus korupsi dan terorisme yang seringkali tak terungkap akibat saksi dan korban merasa tidak nyaman dan aman untuk memberikan keterangan. "Targetnya, saksi dan korban yang dilindungi bisa memberikan keterangan dan mengungkap tindak pidana," ujar Semendawai.
Semendawai menambahkan, diklat juga sangat penting bagi para staf LPSK untuk menggali informasi terkait upaya pemberian perlindungan terhadap saksi dan korban. Apalagi, diklat kali ini menghadirkan instruktur-instruktur berpengalaman di bidangnya.
"Kepada para staf diharapkan dapat memanfaatkan diklat ini untuk menambah kemampuan," tukas Semendawai.
medcom.id, Bandung: Puluhan anggota Lembaga Perlindungan Saksi dan korban (LPSK) mengikuti pendidikan intelijen. Pendidikan berlangsung di Pusat Pendidikan (Pusdik) Intelkam Polri, Bandung, Jawa Barat, 5-18 April.
"Melalui diklat ini, staf LPSK diharapkan bisa lebih memberikan jaminan keamanan dan kenyamanan bagi saksi," kata Ketua LPSK Abdul Haris Semendawai usai membuka kegiatan yang diikuti 21 personel dari berbagai divisi dan unit di lingkungan LPSK.
Menurut Semendawai, kemampuan anggota perlu ditingkatkan karena dalam banyak kasus, LPSK harus berhadapan dengan pihak-pihak kuat, baik pengaruh maupun jaringannya. Mereka harus punya bekal intelijen karenanya. Plus menghindari saksi dan korban dari ancaman yang menganggu keselamatan dan keamanan mereka bersaksi.
Sebagai contoh kasus korupsi dan terorisme yang seringkali tak terungkap akibat saksi dan korban merasa tidak nyaman dan aman untuk memberikan keterangan. "Targetnya, saksi dan korban yang dilindungi bisa memberikan keterangan dan mengungkap tindak pidana," ujar Semendawai.
Semendawai menambahkan, diklat juga sangat penting bagi para staf LPSK untuk menggali informasi terkait upaya pemberian perlindungan terhadap saksi dan korban. Apalagi, diklat kali ini menghadirkan instruktur-instruktur berpengalaman di bidangnya.
"Kepada para staf diharapkan dapat memanfaatkan diklat ini untuk menambah kemampuan," tukas Semendawai.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ALB)
