medcom.id, Jakarta: Big Bad Wolf Book Sale kembali digelar di Indonesian Convention Exhibition (ICE), BSD City, Tangerang. Bursa buku terbesar se-Asia Tenggara ini merupakan yang ketiga kalinya yang akan dihelat 21 April hingga 2 Mei mendatang.
Presiden Direktur PT Jaya Ritel Indonesia, Uli Silalahi, mengatakan tahun ketiga ini Big Bad Wolf menargetkan 700 ribu pengunjung hadir. "Tahun lalu itu sekitar 350 ribu pengunjung," kata Uli kepada Metrotvnews.com di lokasi, Sabtu 22 April 2017.
Uli menjelaskan, harga buku yang dijual sama seperti tahun lalu, yaitu dibanderol dengan diskon 60 hingga 80 persen.
Jumlah buku yang dijual tahun ini mengalami peningkatan lebih dari dua kali lipat. Pengunjung juga tak dibatasi waktu karena penjualan berlangsung 24 jam.
Big Bad Wolf menyediakan 5 juta buku. Sebanyak 4 juta merupakan buku impor dan 1 juta buku lokal. Selain menambah jumlah buku, penyelenggara juga menyediakan lokasi yang jauh lebih luas.
Tahun lalu, acara ini hanya berlokasi di satu hall. Tahun ini penyelenggara membuka 4 hall, termasuk untuk arena bermain anak-anak.
Presiden Direktur PT Jaya Ritel Indonesia, Uli Silalahi
Yang menarik, dari 5 juta buku yang dihadirkan, 50 persennya buku anak. Banyak buku anak, kata Uli, karena penyelenggara ingin memupuk minat baca bagi generasi muda.
"Sebagai seorang ibu, saya merasakan semuanya di mulai dari anak-anak. Perempuan itu kan peka, ya, terhadap anak-anak. Secara tidak langsung kami ingin meningkatkan minat baca dan mencerdaskan masyarakat," kata Uli.
Mengantisipasi antrean di kasir seperti tahun-tahun sebelumnya, Uli mengaku menambah jumlah kasir hingga dua kali lipat. Penambahan kasir ini dinilai efektif mengurangi antrean pembayaran. "Tahun lalu hanya 32 kasir, sekarang hampir 60 kasir."
Kemudian, lanjut dia, sistem antrean di kasir juga berubah. Jika tahun lalu antrean berderet ke belakang, sekarang dibuat beralur. "Sampai tadi malam hingga subuh antrean lancar. Jadi, orang mengantre cuma 30 sampai 45 menit," kata Uli.
Suasana antrean di kasir
Saat preview day 20 April lalu sempat terjadi antrean panjang di kasir. Pengunjung yang hendak bayar harus mengantre hingga empat jam. Uli menyebut, antrean itu terjadi lantaran banyak pengunjung yang membeli lebih dari satu keranjang buku.
"Terus terang, kami minta maaf ya. Karena saat itu belum dibuka untuk umum, hanya undangan," katanya.
Uli berharap Big Bad Wolf bisa terus meningkatkan minat baca masyarakat, terutama anak-anak Indonesia. Tahun depan, Uli berusaha menghadirkan kembali acara serupa dengan jumlah buku yang lebih banyak lagi.
medcom.id, Jakarta: Big Bad Wolf Book Sale kembali digelar di Indonesian Convention Exhibition (ICE), BSD City, Tangerang. Bursa buku terbesar se-Asia Tenggara ini merupakan yang ketiga kalinya yang akan dihelat 21 April hingga 2 Mei mendatang.
Presiden Direktur PT Jaya Ritel Indonesia, Uli Silalahi, mengatakan tahun ketiga ini Big Bad Wolf menargetkan 700 ribu pengunjung hadir. "Tahun lalu itu sekitar 350 ribu pengunjung," kata Uli kepada Metrotvnews.com di lokasi, Sabtu 22 April 2017.
Uli menjelaskan, harga buku yang dijual sama seperti tahun lalu, yaitu dibanderol dengan diskon 60 hingga 80 persen.
Jumlah buku yang dijual tahun ini mengalami peningkatan lebih dari dua kali lipat. Pengunjung juga tak dibatasi waktu karena penjualan berlangsung 24 jam.
Big Bad Wolf menyediakan 5 juta buku. Sebanyak 4 juta merupakan buku impor dan 1 juta buku lokal. Selain menambah jumlah buku, penyelenggara juga menyediakan lokasi yang jauh lebih luas.
Tahun lalu, acara ini hanya berlokasi di satu hall. Tahun ini penyelenggara membuka 4 hall, termasuk untuk arena bermain anak-anak.
Presiden Direktur PT Jaya Ritel Indonesia, Uli Silalahi
Yang menarik, dari 5 juta buku yang dihadirkan, 50 persennya buku anak. Banyak buku anak, kata Uli, karena penyelenggara ingin memupuk minat baca bagi generasi muda.
"Sebagai seorang ibu, saya merasakan semuanya di mulai dari anak-anak. Perempuan itu kan peka, ya, terhadap anak-anak. Secara tidak langsung kami ingin meningkatkan minat baca dan mencerdaskan masyarakat," kata Uli.
Mengantisipasi antrean di kasir seperti tahun-tahun sebelumnya, Uli mengaku menambah jumlah kasir hingga dua kali lipat. Penambahan kasir ini dinilai efektif mengurangi antrean pembayaran. "Tahun lalu hanya 32 kasir, sekarang hampir 60 kasir."
Kemudian, lanjut dia, sistem antrean di kasir juga berubah. Jika tahun lalu antrean berderet ke belakang, sekarang dibuat beralur. "Sampai tadi malam hingga subuh antrean lancar. Jadi, orang mengantre cuma 30 sampai 45 menit," kata Uli.
Suasana antrean di kasir
Saat preview day 20 April lalu sempat terjadi antrean panjang di kasir. Pengunjung yang hendak bayar harus mengantre hingga empat jam. Uli menyebut, antrean itu terjadi lantaran banyak pengunjung yang membeli lebih dari satu keranjang buku.
"Terus terang, kami minta maaf ya. Karena saat itu belum dibuka untuk umum, hanya undangan," katanya.
Uli berharap Big Bad Wolf bisa terus meningkatkan minat baca masyarakat, terutama anak-anak Indonesia. Tahun depan, Uli berusaha menghadirkan kembali acara serupa dengan jumlah buku yang lebih banyak lagi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)
