medcom.id, Jakarta: Sejumlah rumah sakit yang dinyatakan Kementerian Kesehantan menggunakan vaksin palsu mulai lakukan imunisasi ulang. Salah satunya yakni RS dr Sander B di Cikarang, Jawa Barat.
"Kami minta maaf kepada masyarakat. Meski kami juga menjadi korban, namun masyarakat adalah pihak paling dirugikan. Itulah sebabnya, kami memberikan solusi melalui vaksinasi ulang secara cuma-cuma," kata Direktur RS dr Sander B Cikarang, dr Deasy Saraswaty di Jakarta, Minggu (17/7/2016)
Deasy melanjutkan, sepanjang April 2015 hingga April 2016, ada 63 anak yang menjadi korban dari vaksin palsu tersebut. Pihaknya pun bakal menjemput bola, dengan lebih dulu menghubungi keluarga pasien agar segera diimunisasi ulang.
“Kami memiliki data semua penerima vaksin bermasalah. Jumlah penerima vaksin bermasalah di tempat kami relatif sedikit. Karena dari 12 jenis vaksin di rumah sakit kami, memang hanya dua yang bermasalah. Yaitu Pediacel dan Tuberculin," tambahnya.
Deasy menuturkan, saat awal pembelian, pihaknya belum menaruh curiga dengan vaksin yang dijual CV Azka Medical. Lantaran CV Azka Medical bertidak selayaknya distributor resmi, seperti adanya sistem purchase order dan harga vaksin yang ditawarkan pun lebih mahal. Pembelian dari CV Azka Medical terpaksa dilakukan lantaran langkanya ketersedian vaksin, namun permintaan vaksin sedang tinggi dan banyak anak yang harus diimunisasi.
Namun kecurigaan mulai muncul, saat pihaknya melihat volume vaksin yang hanya 0,45 cc yang harusnya 0,50 cc. Pihaknya segera menghentikan pembelian dan melakukan retur pada 2 Juni 2016. Dia mengatakan, untuk vaksin pembelian lama yang belum digunakan pun telah dihancurkan.
"Terkait penghancuran tersebut, kami juga menyampaikan surat pemberitahuan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi," tukasnya.
medcom.id, Jakarta: Sejumlah rumah sakit yang dinyatakan Kementerian Kesehantan menggunakan vaksin palsu mulai lakukan imunisasi ulang. Salah satunya yakni RS dr Sander B di Cikarang, Jawa Barat.
"Kami minta maaf kepada masyarakat. Meski kami juga menjadi korban, namun masyarakat adalah pihak paling dirugikan. Itulah sebabnya, kami memberikan solusi melalui vaksinasi ulang secara cuma-cuma," kata Direktur RS dr Sander B Cikarang, dr Deasy Saraswaty di Jakarta, Minggu (17/7/2016)
Deasy melanjutkan, sepanjang April 2015 hingga April 2016, ada 63 anak yang menjadi korban dari vaksin palsu tersebut. Pihaknya pun bakal menjemput bola, dengan lebih dulu menghubungi keluarga pasien agar segera diimunisasi ulang.
“Kami memiliki data semua penerima vaksin bermasalah. Jumlah penerima vaksin bermasalah di tempat kami relatif sedikit. Karena dari 12 jenis vaksin di rumah sakit kami, memang hanya dua yang bermasalah. Yaitu Pediacel dan Tuberculin," tambahnya.
Deasy menuturkan, saat awal pembelian, pihaknya belum menaruh curiga dengan vaksin yang dijual CV Azka Medical. Lantaran CV Azka Medical bertidak selayaknya distributor resmi, seperti adanya sistem
purchase order dan harga vaksin yang ditawarkan pun lebih mahal. Pembelian dari CV Azka Medical terpaksa dilakukan lantaran langkanya ketersedian vaksin, namun permintaan vaksin sedang tinggi dan banyak anak yang harus diimunisasi.
Namun kecurigaan mulai muncul, saat pihaknya melihat volume vaksin yang hanya 0,45 cc yang harusnya 0,50 cc. Pihaknya segera menghentikan pembelian dan melakukan retur pada 2 Juni 2016. Dia mengatakan, untuk vaksin pembelian lama yang belum digunakan pun telah dihancurkan.
"Terkait penghancuran tersebut, kami juga menyampaikan surat pemberitahuan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi," tukasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)
