medcom.id, Medan: Dinas Kesehatan (Dinkes) Medan bakal membentuk tim buru sergap (buser) gizi buruk. Pasalnya, Medan termasuk kota tertinggi ditemukannya kasus gizi buruk.
"Dari data, Medan nomor dua gizi buruk se-Sumatera Utara," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan, Usma Polita Nasution, Senin 6 Februari 2017.
Tim Buser akan melibatkan fakultas kedokteran dan kesehatan masyarakat universitas di Medan. Dinkes Medan juga akan menjaring petugas di setiap kelurahan, dengan begitu data valid terkait gizi buruk akan mudah diperoleh.
"Gizi buruk memang tanggung jawab Dinkes. Kita koordinasi dengan Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Sosial dan Dinas Pendidikan untuk menangani kasus ini agar benar-benar selesai faktor penyebabnya," bebernya.
Menurut Usma, kasus gizi buruk di Medan angkanya belum tinggi. Masih berkisar 120 orang. Sementara ambang batas suatu kota penduduknya bergizi buruk jika sudah mencapai 3,6 persen.
"Kasus seperti ini umumnya bisa ditangani di Pos Pelayanan Gizi (PPG) yang tersebar di 11 puskesmas Kota Medan. Kalau memang gizi buruk, kita berikan tambahan makanan. Orangtua juga diberi santunan," bebernya.
Sebelumnya, Deputi Bidang Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi (KR), Dwi Listyawardani menyatakan, sebanyak 30 persen bayi dari 4,5 juta hingga lima juta kelahiran per tahun di Indonesia menderita gizi buruk.
"Banyak faktor penyebab gizi buruk. Umumnya disebabkan karena ibunya terlalu muda untuk hamil. Perempuan yang hamil terlalu muda masih dalam tahap tumbuh kembang hingga usia 21 tahun. Dalam masa tumbuh kembang, wanita hamil harus mengkonsumsi banyak nutrisi," bebernya.
medcom.id, Medan: Dinas Kesehatan (Dinkes) Medan bakal membentuk tim buru sergap (buser) gizi buruk. Pasalnya, Medan termasuk kota tertinggi ditemukannya kasus gizi buruk.
"Dari data, Medan nomor dua gizi buruk se-Sumatera Utara," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan, Usma Polita Nasution, Senin 6 Februari 2017.
Tim Buser akan melibatkan fakultas kedokteran dan kesehatan masyarakat universitas di Medan. Dinkes Medan juga akan menjaring petugas di setiap kelurahan, dengan begitu data valid terkait gizi buruk akan mudah diperoleh.
"Gizi buruk memang tanggung jawab Dinkes. Kita koordinasi dengan Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Sosial dan Dinas Pendidikan untuk menangani kasus ini agar benar-benar selesai faktor penyebabnya," bebernya.
Menurut Usma, kasus gizi buruk di Medan angkanya belum tinggi. Masih berkisar 120 orang. Sementara ambang batas suatu kota penduduknya bergizi buruk jika sudah mencapai 3,6 persen.
"Kasus seperti ini umumnya bisa ditangani di Pos Pelayanan Gizi (PPG) yang tersebar di 11 puskesmas Kota Medan. Kalau memang gizi buruk, kita berikan tambahan makanan. Orangtua juga diberi santunan," bebernya.
Sebelumnya, Deputi Bidang Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi (KR), Dwi Listyawardani menyatakan, sebanyak 30 persen bayi dari 4,5 juta hingga lima juta kelahiran per tahun di Indonesia menderita gizi buruk.
"Banyak faktor penyebab gizi buruk. Umumnya disebabkan karena ibunya terlalu muda untuk hamil. Perempuan yang hamil terlalu muda masih dalam tahap tumbuh kembang hingga usia 21 tahun. Dalam masa tumbuh kembang, wanita hamil harus mengkonsumsi banyak nutrisi," bebernya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(ALB)
