medcom.id, Tangerang: Masih lajang dan dikenal jago silat. Demikian tanggapan spontan kerabat Sultan Aziansyah, penyerang empat polisi di Cikokol, Tangerang, Banten, pagi tadi.
Sultan kerap mengikuti pelatihan pencak silat di Padepokan Persaudaraan Setia Hati di Kampung Ceger, Desa Lebak Wangi, Kecamatan Sepatan Timur, Tangerang. Lokasi padepokan hanya puluhan meter dari rumahnya.
"Dia (Sultan) jago silat," kata Nunung, 40, tetangga Sultan, kepada Metrotvnews.com, Kamis (20/10/2016).
Selebihnya, Nunung mengaku tak begitu hafal dengan perilaku dan keseharian Sultan. Yang ia tahu, putra berdarah Palembang itu jarang bergaul dengan masyarakat sekitar.
"Ia masih lajang. Tidak tahu kerjanya apa," kata Nunung.
Kawan dekat Sultan, Doni, mengiyakan perkataan Nunung. Menurut dia, sesekali dia pun mengikuti latihan bersama Sultan.
"Sultan sudah jago," kata Doni.
Kartu keluarga Sultan
Ketika Metrotvnews.com menyambangi padepokan, tempat itu masih sepi dan terkunci. Menurut Doni, padepokan hanya ramai di malam hari.
"Pas ada jadwal latihan saja," kata dia.
Sultan menyerang Kepala Polsek Tangerang Kota Kompol Effendy dan tiga polisi lain di dekat Pospol tak jauh dari lembaga pendidikan Yupentek, Cikokol, Tangerang Kota, pagi tadi. Sultan menyerang menggunakan golok dan sempat melempar benda diduga bom ke dalam pospol.
Effendy mengalami luka tusuk di dada. Iptu Bambang Haryadi terluka di dada dan punggung kiri. Dan, Bripka Sukardi menderita luka bacok di punggung dan lengan.
Di lokasi kejadian, polisi menemukan satu pisau, satu badik, satu sarung badik, dua benda diduga bom pipa, satu tas hitam, satu sorban putih, dan stiker berlambang ISIS.
Sultan meninggal di rumah sakit setelah sebelumnya ditembak tiga kali di bagian kaki oleh polisi.
medcom.id, Tangerang: Masih lajang dan dikenal jago silat. Demikian tanggapan spontan kerabat Sultan Aziansyah, penyerang empat polisi di Cikokol, Tangerang, Banten, pagi tadi.
Sultan kerap mengikuti pelatihan pencak silat di Padepokan Persaudaraan Setia Hati di Kampung Ceger, Desa Lebak Wangi, Kecamatan Sepatan Timur, Tangerang. Lokasi padepokan hanya puluhan meter dari rumahnya.
"Dia (Sultan) jago silat," kata Nunung, 40, tetangga Sultan, kepada
Metrotvnews.com, Kamis (20/10/2016).
Selebihnya, Nunung mengaku tak begitu hafal dengan perilaku dan keseharian Sultan. Yang ia tahu, putra berdarah Palembang itu jarang bergaul dengan masyarakat sekitar.
"Ia masih lajang. Tidak tahu kerjanya apa," kata Nunung.
Kawan dekat Sultan, Doni, mengiyakan perkataan Nunung. Menurut dia, sesekali dia pun mengikuti latihan bersama Sultan.
"Sultan sudah jago," kata Doni.
Kartu keluarga Sultan
Ketika
Metrotvnews.com menyambangi padepokan, tempat itu masih sepi dan terkunci. Menurut Doni, padepokan hanya ramai di malam hari.
"Pas ada jadwal latihan saja," kata dia.
Sultan menyerang Kepala Polsek Tangerang Kota Kompol Effendy dan tiga polisi lain di dekat Pospol tak jauh dari lembaga pendidikan Yupentek, Cikokol, Tangerang Kota, pagi tadi. Sultan menyerang menggunakan golok dan sempat melempar benda diduga bom ke dalam pospol.
Effendy mengalami luka tusuk di dada. Iptu Bambang Haryadi terluka di dada dan punggung kiri. Dan, Bripka Sukardi menderita luka bacok di punggung dan lengan.
Di lokasi kejadian, polisi menemukan satu pisau, satu badik, satu sarung badik, dua benda diduga bom pipa, satu tas hitam, satu sorban putih, dan stiker berlambang ISIS.
Sultan meninggal di rumah sakit setelah sebelumnya ditembak tiga kali di bagian kaki oleh polisi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)
