medcom.id, Jakarta: Perkelahian yang menyebabkan siswa SD, AN tewas dipicu oleh saling ejek. Namun belum diketahui siapa yang pertama memulai perkelahian.
"Terjadinya itu menurut keterangan karena saling ejek, diawali saling ejek" kata Kapolres Jakarta Selatan, Kombes Wahyu Hadiningrat di kantornya Jalan Wijaya II, Jakarta Selatan, Sabtu (19/9/2015).
Saat ini pihak kepolisian masih dalam proses pemeriksaan terkait hal itu. Di samping itu, pencarian saksi masih terus dilakukan. "Terkait saksi, saat peristiwa itu ada siswa-siswa lain di sana, juga ada guru-guru yang mengawasi. Kami juga mencari saksi yang melihat, mendengar, menolong, melihat korban saat jatuh," lanjutnya.
Wahyu pun menegaskan, sampai sekarang sudah ada tujuh orang saksi yang diperiksa. Saksi itu masih dari pihak guru. Sementara saksi dari siswa belum dilakukan, menunggu izin dari orang tua siswa tersebut.
"Kita sudah periksa tujuh orang saksi dalam peristiwa ini. (Saksi) dari guru, siswa lain belum karena harus ada persetujuan, harus didampingi orang tua," sebut Wahyu.
Perkelahian dua siswa SD kelas 2 SD 07 Pagi Kebayoran Lama Utara, Jakarta Selatan berujung maut. AN meregang nyawa usai mendapati luka pada bagian perut dan kepala.
Kejadian bermula setelah kegiatan mewarnai. Pihak guru tidak mengetahui adanya perkelahian. Keduanya memang kerap berkelahi, pihak guru juga berkali-kali mengambil tindakan dengan memisahkan mereka berdua.
AN sempat mendapatkan pertolongan di Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan. Namun pada Jumat petang nyawa korban tak tertolong.
medcom.id, Jakarta: Perkelahian yang menyebabkan siswa SD, AN tewas dipicu oleh saling ejek. Namun belum diketahui siapa yang pertama memulai perkelahian.
"Terjadinya itu menurut keterangan karena saling ejek, diawali saling ejek" kata Kapolres Jakarta Selatan, Kombes Wahyu Hadiningrat di kantornya Jalan Wijaya II, Jakarta Selatan, Sabtu (19/9/2015).
Saat ini pihak kepolisian masih dalam proses pemeriksaan terkait hal itu. Di samping itu, pencarian saksi masih terus dilakukan. "Terkait saksi, saat peristiwa itu ada siswa-siswa lain di sana, juga ada guru-guru yang mengawasi. Kami juga mencari saksi yang melihat, mendengar, menolong, melihat korban saat jatuh," lanjutnya.
Wahyu pun menegaskan, sampai sekarang sudah ada tujuh orang saksi yang diperiksa. Saksi itu masih dari pihak guru. Sementara saksi dari siswa belum dilakukan, menunggu izin dari orang tua siswa tersebut.
"Kita sudah periksa tujuh orang saksi dalam peristiwa ini. (Saksi) dari guru, siswa lain belum karena harus ada persetujuan, harus didampingi orang tua," sebut Wahyu.
Perkelahian dua siswa SD kelas 2 SD 07 Pagi Kebayoran Lama Utara, Jakarta Selatan berujung maut. AN meregang nyawa usai mendapati luka pada bagian perut dan kepala.
Kejadian bermula setelah kegiatan mewarnai. Pihak guru tidak mengetahui adanya perkelahian. Keduanya memang kerap berkelahi, pihak guru juga berkali-kali mengambil tindakan dengan memisahkan mereka berdua.
AN sempat mendapatkan pertolongan di Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan. Namun pada Jumat petang nyawa korban tak tertolong.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)
