medcom.id, Bogor: Fenomena gerhana matahari total (GMT) pada hari ini rupanya tak memberi pengaruh banyak terhadap perilaku sejumlah satwa. Dari pengamatan yang dilakukan peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) satwa jenis reptil merupakan salah satu satwa yang tidak terpengaruh fenomena GMT.
Peneliti reptil LIPI Evy Arida mengamati perilaku satwa ular, biawak, dan kura-kura. Dari pengamatan selama sekitar 20 menit hingga satu jam selama GMT, satwa reptil tak menunjukan perubahan aktivitas maupun perilaku.
"Kami mengamati empat jenis kura-kura, dua jenis biawak, ular python, dan ular viper hijau," kata Evy, memulai penjelasan hasil pengamatan di Gedung Widyasatwaloka, Pusat Penelitian Biologi LIPI, Bogor, Rabu (9/3/2016).
Keempat kura-kura itu masing-masing jenis Trachemys Scripta Elegans atau kura-kura Brazil jenis invasif, Cuora Amboinensis atau kura-kura Ambon, Elseya Novaeguineae, dan Indotestudo Forsteni atau kura-kura Sulawesi.
Kemduian, pengamayan dilakukan pada dua jenis biawak yaitu Varanus Kordensis atau biawak pohon dan Varanus Salvator atau biawak darat. Objek reptil yang diamati selanjutnya adalah ular Python Timorensis dan ular Viper Hijau atau Trimeresaurus Insularis.
Dari seluruh pengamatan selama fenomena gerhana matahari berlangsung, Evy menyebut, tidak ada perubahan perilaku pada sejumlah reptil tersebut. Hanya, kata dia, reptil biasanya terpengaruh oleh suhu lingkungan yang bisa menyebabkan perubahan perilaku.
Dia mengatakan reptil sedikit berbeda dari satwa lainnya. Sebab, reptil merupakan hewan berdarah dingin yang aktifitasnya dipengaruhi oleh suhu lingkungan.
"Asumsi yang kami ambil selama fenomena gerhana matahari, reptil tidak tertarik dengan pengurangan cahaya, tapi lebih pada suhu lingkungan," kata Evy.
Dia menambahkan, saat pengamatan berlangsung, suhu lingkungan turun 1 persen dari 25 derajat menjadi 24 derajat dan kelembabannya naik 10 persen dari 81 persen ke 91 persen.
medcom.id, Bogor: Fenomena gerhana matahari total (GMT) pada hari ini rupanya tak memberi pengaruh banyak terhadap perilaku sejumlah satwa. Dari pengamatan yang dilakukan peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) satwa jenis reptil merupakan salah satu satwa yang tidak terpengaruh fenomena GMT.
Peneliti reptil LIPI Evy Arida mengamati perilaku satwa ular, biawak, dan kura-kura. Dari pengamatan selama sekitar 20 menit hingga satu jam selama GMT, satwa reptil tak menunjukan perubahan aktivitas maupun perilaku.
"Kami mengamati empat jenis kura-kura, dua jenis biawak, ular python, dan ular viper hijau," kata Evy, memulai penjelasan hasil pengamatan di Gedung Widyasatwaloka, Pusat Penelitian Biologi LIPI, Bogor, Rabu (9/3/2016).
Keempat kura-kura itu masing-masing jenis Trachemys Scripta Elegans atau kura-kura Brazil jenis invasif, Cuora Amboinensis atau kura-kura Ambon, Elseya Novaeguineae, dan Indotestudo Forsteni atau kura-kura Sulawesi.
Kemduian, pengamayan dilakukan pada dua jenis biawak yaitu Varanus Kordensis atau biawak pohon dan Varanus Salvator atau biawak darat. Objek reptil yang diamati selanjutnya adalah ular Python Timorensis dan ular Viper Hijau atau Trimeresaurus Insularis.
Dari seluruh pengamatan selama fenomena gerhana matahari berlangsung, Evy menyebut, tidak ada perubahan perilaku pada sejumlah reptil tersebut. Hanya, kata dia, reptil biasanya terpengaruh oleh suhu lingkungan yang bisa menyebabkan perubahan perilaku.
Dia mengatakan reptil sedikit berbeda dari satwa lainnya. Sebab, reptil merupakan hewan berdarah dingin yang aktifitasnya dipengaruhi oleh suhu lingkungan.
"Asumsi yang kami ambil selama fenomena gerhana matahari, reptil tidak tertarik dengan pengurangan cahaya, tapi lebih pada suhu lingkungan," kata Evy.
Dia menambahkan, saat pengamatan berlangsung, suhu lingkungan turun 1 persen dari 25 derajat menjadi 24 derajat dan kelembabannya naik 10 persen dari 81 persen ke 91 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OJE)
