medcom.id, Jakarta: Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso berharap uang hasil tindak pidana pencucian uang kasus narkoba dapat digunakan untuk dana operasional. Budi berharap pemerintah segera menyelesaikan aturan penggunaan uang tersebut.
"Ini masih dibahas ya, tidak serta merta bisa digunakan (untuk uang operasional BNN)," kata Budi Waseso di Silang Monas, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (6/12/2016).
Budi sadar, BNN tak bisa menunggu dana dari pemerintah untuk kegiatan operasional pencegahan, pemberantasan, penyalahgunaan, dan peredaran gelap narkoba (P4GN). Sebab, ada aturan dan prosedur yang harus ditempuh sebelum dana operasional keluar.
Di sisi lain, penindakan yang dilakukan BNN butuh kecepatan. Budi merasa, penggunaan uang sitaan TPPU kasus narkoba sebagai solusi agar BNN bisa bekerja efisien dan tak menghabiskan waktu.
"Toh itu digunakan untuk memberantas narkoba juga," kata Budi.
Budi sadar, perlu aturan untuk mengatur semua itu. Aturan ini sendiri masih dibahas oleh pemerintah.
"Aturannya, lalu bagaimana penggunaan uang itu, dan juga pengawasannya," kata Budi.
Sejak Januari hingga November 2016, BNN telah mengungkap 96 kasus narkoba dan menangkap 196 tersangka. Total barang bukti yang disita sekitar 990 kilogram sabu, 3 ton 51 kilogram ganja, dan 616.534 butir ekstasi.
Tak hanya itu, BNN juga mengungakap kasus tindak pidana pencucian uang hasil kejahatan narkotika dengan total aset mencapai Rp 261.863.413.345. Uang sitaan ini merupakan hasil kerja sama antara BNN dengan lembaga lain, seperti Polri, TNI, Bea dan Cukai, Kejaksaan Agung, serta Kementerian Hukum dan HAM.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/ybDeVXvk" frameborder="0" scrolling="no" allowfullscreen></iframe>
medcom.id, Jakarta: Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso berharap uang hasil tindak pidana pencucian uang kasus narkoba dapat digunakan untuk dana operasional. Budi berharap pemerintah segera menyelesaikan aturan penggunaan uang tersebut.
"Ini masih dibahas ya, tidak serta merta bisa digunakan (untuk uang operasional BNN)," kata Budi Waseso di Silang Monas, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (6/12/2016).
Budi sadar, BNN tak bisa menunggu dana dari pemerintah untuk kegiatan operasional pencegahan, pemberantasan, penyalahgunaan, dan peredaran gelap narkoba (P4GN). Sebab, ada aturan dan prosedur yang harus ditempuh sebelum dana operasional keluar.
Di sisi lain, penindakan yang dilakukan BNN butuh kecepatan. Budi merasa, penggunaan uang sitaan TPPU kasus narkoba sebagai solusi agar BNN bisa bekerja efisien dan tak menghabiskan waktu.
"Toh itu digunakan untuk memberantas narkoba juga," kata Budi.
Budi sadar, perlu aturan untuk mengatur semua itu. Aturan ini sendiri masih dibahas oleh pemerintah.
"Aturannya, lalu bagaimana penggunaan uang itu, dan juga pengawasannya," kata Budi.
Sejak Januari hingga November 2016, BNN telah mengungkap 96 kasus narkoba dan menangkap 196 tersangka. Total barang bukti yang disita sekitar 990 kilogram sabu, 3 ton 51 kilogram ganja, dan 616.534 butir ekstasi.
Tak hanya itu, BNN juga mengungakap kasus tindak pidana pencucian uang hasil kejahatan narkotika dengan total aset mencapai Rp 261.863.413.345. Uang sitaan ini merupakan hasil kerja sama antara BNN dengan lembaga lain, seperti Polri, TNI, Bea dan Cukai, Kejaksaan Agung, serta Kementerian Hukum dan HAM.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)
