Jakarta: Kepolisian diminta menindak tegas terduga pelaku penyerangan terhadap jemaah penganut ajaran Ahmadiyah di Dusun Grepek Tanak Eat, Desa Greneng, Kecamatan Sakra Timur, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Mereka ingin terduga pelaku ditindak.
"Langkah penegakan hukum dari Kapolri (Jenderal Tito Karnavian) melalui Kapolda Nusa Tenggara Barat (Brigjen Achmat Juri) dan Kapolres Lombok Timur (AKBP M Eka Faturrahman) agar pelaku kriminal penyerangan diproses hukum," kata juru bicara Pengurus Besar Jemaah Ahmadiyah Indonesia (PB JAI) Vendra Budiana dalam keterangannya, Senin, 21 Mei 2018.
Vendra mengatakan sebanyak membuat 24 penganut ajaran Ahmadiyah harus kehilangan tempat tinggalnya. Mereka terdiri dari 21 perempuan dan 3 laki-laki.
Selain tempat tinggal, lanjut dia, mereka juga harus kehilangan harta benda hingga tidak bisa mencari nafkah. Korban juga mendapt ancaman kekerasan jiwa dan trauma, khususnya pada wanita dan anak-anak, akibat kekerasan dan teror.
"Saat ini para korban masih berada di Kantor Polres Lombok Timur tanpa kepastian kapan bisa kembali ke rumah masing-masing dengan aman dan rumahnya bisa normal kembali dihuni seperti sediakala," ujar dia.
Baca: Jemaah Ahmadiyah di NTB Diserang
Vendra meminta Gubernur NTB Tuan Guru Bajang Muhammad Zainul Majdi segera mengembalikan semua korban ke rumahnya masing-masing. Pemerintah daerah (Pemda) juga diminta merehabilitasi rumah jemaah yang rusak dan memberikan jaminan beribadah sesuai keyakinan masing-masing.
Di sisi lain, dia mengingatkan aksi kebencian dan kekerasan semacam ini akan merusak pariwisata NTB yang sedang berkembang. Masalah ini pun perlu dicegah agar tak terulang.
"Kebencian dan kekerasan adalah akar dari radikalisme dan terorisme, mari kita cegah sejak dini dengan menegakan hukum yang adil dan mempromosikan Islam damai sesuai definisi Islam memberi kedamaian pada semua mahluk Tuhan," jelas dia.
Jakarta: Kepolisian diminta menindak tegas terduga pelaku penyerangan terhadap jemaah penganut ajaran Ahmadiyah di Dusun Grepek Tanak Eat, Desa Greneng, Kecamatan Sakra Timur, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Mereka ingin terduga pelaku ditindak.
"Langkah penegakan hukum dari Kapolri (Jenderal Tito Karnavian) melalui Kapolda Nusa Tenggara Barat (Brigjen Achmat Juri) dan Kapolres Lombok Timur (AKBP M Eka Faturrahman) agar pelaku kriminal penyerangan diproses hukum," kata juru bicara Pengurus Besar Jemaah Ahmadiyah Indonesia (PB JAI) Vendra Budiana dalam keterangannya, Senin, 21 Mei 2018.
Vendra mengatakan sebanyak membuat 24 penganut ajaran Ahmadiyah harus kehilangan tempat tinggalnya. Mereka terdiri dari 21 perempuan dan 3 laki-laki.
Selain tempat tinggal, lanjut dia, mereka juga harus kehilangan harta benda hingga tidak bisa mencari nafkah. Korban juga mendapt ancaman kekerasan jiwa dan trauma, khususnya pada wanita dan anak-anak, akibat kekerasan dan teror.
"Saat ini para korban masih berada di Kantor Polres Lombok Timur tanpa kepastian kapan bisa kembali ke rumah masing-masing dengan aman dan rumahnya bisa normal kembali dihuni seperti sediakala," ujar dia.
Baca: Jemaah Ahmadiyah di NTB Diserang
Vendra meminta Gubernur NTB Tuan Guru Bajang Muhammad Zainul Majdi segera mengembalikan semua korban ke rumahnya masing-masing. Pemerintah daerah (Pemda) juga diminta merehabilitasi rumah jemaah yang rusak dan memberikan jaminan beribadah sesuai keyakinan masing-masing.
Di sisi lain, dia mengingatkan aksi kebencian dan kekerasan semacam ini akan merusak pariwisata NTB yang sedang berkembang. Masalah ini pun perlu dicegah agar tak terulang.
"Kebencian dan kekerasan adalah akar dari radikalisme dan terorisme, mari kita cegah sejak dini dengan menegakan hukum yang adil dan mempromosikan Islam damai sesuai definisi Islam memberi kedamaian pada semua mahluk Tuhan," jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)
