medcom.id, Jakarta: Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani mengakui pemberantasan kekerasan seksual terhadap anak dan perempuan tidak selalu mulus. Tapi ia berharap, upaya ini tidak berhenti dan melibatkan banyak pihak.
“Tidak bisa sendiri-sendiri. Dan juga yang harus dilakukan bagaimana pendidikan bagi ibu-ibu termasuk untuk memperkuat pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak,” kata Puan di sela seminar kerja sama wilayah ASEAN tentang penghapusan kekerasan seksual terhadap anak di Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa 14 Maret 2017.
Puan menyambut positif usulan istri Perdana Menteri Malaysia Najib Razak, Datin Paduka Seri Rosmah Mansor untuk kerja sama negara-negara ASEAN dalam upaya menghapus kekerasan terhadap anak dan perempuan.
Menurut dia, Pemerintah Indonesia tidak menoleransi kekerasan terhadap anak dan perempuan.
"Pemerintah juga sudah mengeluarkan Perppu pemberatan hukuman bagi pelaku kekerasan terhadap anak, yang sudah dilakukan beberapa waktu lalu,” jelas Puan.
Seminar dihadiri Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri. Ia didaulat menjadi pembicara khusus karena dinilai berpengalaman dalam upaya memperjuangkan penghapusan kekerasan terhadap anak dan perempuan. Hadir juga Menteri Kesehatan Nila F Moeloek.
Puan melanjutkan, dalam hal pemberantasan dan pencegahan kekerasan terhadap anak dan perempuan, Pemerintah Malaysia melihat apa yang sudah dilakukan Pemerintah Indonesia sudah sangat maju. Pemerintah Indonesia memperkuat regulasi untuk perlindungan kepada anak dan perempuan.
Ia berharap, melalui seminar ini, kerja sama negara ASEAN dalam memberantas kekerasan anak dan perempuan semakin meningkat. Menurut Puan, Megawati dan Datin Rosmah akan mensosialisasikan hasil dari seminar ini kepada pengambil kebijakan di negara tetangga lainnya.
medcom.id, Jakarta: Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani mengakui pemberantasan kekerasan seksual terhadap anak dan perempuan tidak selalu mulus. Tapi ia berharap, upaya ini tidak berhenti dan melibatkan banyak pihak.
“Tidak bisa sendiri-sendiri. Dan juga yang harus dilakukan bagaimana pendidikan bagi ibu-ibu termasuk untuk memperkuat pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak,” kata Puan di sela seminar kerja sama wilayah ASEAN tentang penghapusan kekerasan seksual terhadap anak di Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa 14 Maret 2017.
Puan menyambut positif usulan istri Perdana Menteri Malaysia Najib Razak, Datin Paduka Seri Rosmah Mansor untuk kerja sama negara-negara ASEAN dalam upaya menghapus kekerasan terhadap anak dan perempuan.
Menurut dia, Pemerintah Indonesia tidak menoleransi kekerasan terhadap anak dan perempuan.
"Pemerintah juga sudah mengeluarkan Perppu pemberatan hukuman bagi pelaku kekerasan terhadap anak, yang sudah dilakukan beberapa waktu lalu,” jelas Puan.
Seminar dihadiri Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri. Ia didaulat menjadi pembicara khusus karena dinilai berpengalaman dalam upaya memperjuangkan penghapusan kekerasan terhadap anak dan perempuan. Hadir juga Menteri Kesehatan Nila F Moeloek.
Puan melanjutkan, dalam hal pemberantasan dan pencegahan kekerasan terhadap anak dan perempuan, Pemerintah Malaysia melihat apa yang sudah dilakukan Pemerintah Indonesia sudah sangat maju. Pemerintah Indonesia memperkuat regulasi untuk perlindungan kepada anak dan perempuan.
Ia berharap, melalui seminar ini, kerja sama negara ASEAN dalam memberantas kekerasan anak dan perempuan semakin meningkat. Menurut Puan, Megawati dan Datin Rosmah akan mensosialisasikan hasil dari seminar ini kepada pengambil kebijakan di negara tetangga lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TRK)
