60 Persen Narkoba Masuk dari Jalur Laut

medcom.id, Jakarta: Panjangnya garis pantai di Indonesia tak selamanya menguntungkan. Tapi juga kerap membahayakan. Sebab tak jarang pantai itu menjadi gerbang bagi para bandar narkoba untuk mengedarkan barang haram ke Indonesia. Jalur laut tetap manjadi idaman karena dinilai relatif aman. "Hampir 60 persen, jalur narkoba itu melalui laut," kata Kasubdit Lingkungan Kerja Masyarakat Badan Narkotika Nasional (BNN) Kombes Ricky Yanuarfi saat diskusi 'Pasang Surut Perang Terhadap Narkoba' pada Gathering Wartawan Trunojoyo di kawasan Ancol, Jakarta Utara, Sabtu 25 Maret 2017.  Luasnya garis pantai yang dimiliki Indonesia, tak sebanding dengan jumlah aparat dalam mengamankan wilayah pinggir pantai Indonesia. Jumlah aparat seperti Polisi dan TNI yang ada saat ini tak akan maksimal mengawasi masuknya barang haram tersebut. Selain itu, kendala lainnya adalah antara petugas dengan pengedar selalu bersaing. Antara mereka berlomba kecanggihan teknologi dan kecanggihan taktik.  "Terkadang mereka punya peralatan yang lebih canggih dari kita, punya speedboat lebih canggih, telekomunikasi canggih," ujar Ricky.  Problema garis pantai, ternyata juga dialami oleh pihak Bea Cukai. Kasubdit Narkotika Direktorat Penindakan dan Penyidikan Ditjen Bea Cukai, Eko Darmanto pun mengakui hal itu.  "Kita itu hampir punya lebih 18 ribu kilometer garis batas pantai. Pegawai bea cukai itu hanya 11 ribu (orang). Kalau ditaruh 1 orang per 1 kilometer, itu juga enggak cukup dibandingkan pajang pantai," timpal Eko.