Cara Membedakan Cacar Monyet dan Cacar Air

Jakarta: Penyakit cacar monyet (monkeypox) dengan cacar air (varicella) punya gejala masing-masing, termasuk lesi pada kulit. Ketua Satgas Monkeypox Ikatan Dokter Indonrsia (IDI) Hanny Nilasari menjelaskan gejala yang paling banyak dikeluhkan pasien monkeypox adalah demam, sakit kepala, ada rasa tidak enak di saluran tenggorokan, pembesaran kelenjar getah bening, dan kelainan di kulit.
 
"Sehingga, ada lima kelainan yang bisa diduga adalah suatu monkeypox. Membedakan dengan cacar air adalah cacar air umunya pada anak-anak dan dimulai dari luar badan seperti lengan menuju ke arah badan," kata Hanny dalam konferensi pers dari PB IDI secara daring, Jumat, 5 Agustus 2022.
 
Cacar air juga bisa disertai dengan demam, namun tidak terlalu tinggi. Kelainan kulitnya ditemukan ada bintil, lenting, dan scar. Sehingga, dalam suatu saat pemeriksaan pasien cacar air bisa terlihat tiga kelainan kulit tersebut.
Ia mengungkapkan penularan virus monkeypox bisa terjadi dari cakaran binatang liar seperti monyet, memakan daging binatang liar, droplet, dan skin to skin. Masa inkubasi bisa mencapai empat minggu tergantung dari daya tahan tubuh manusia.
 

Baca: Begini Awal Mula Munculnya Penyakit Cacar Monyet

Jika daya tahan tubuh kuat dalam beberapa minggu saja sudah ada respons. Sebaliknya, jika daya tahan tubuh lemah menimbulkan masa inkubasi yang panjang.
 
"Case fatality rate dari monkeypox 0-16 persen dan komplikasi yang paling sering adalah sekunder, infeksi saluran pernapasan, saluran ke seluruh tubuh, darah tercemar, infeksi di otak, dan infeksi di mata," ujar dia.
 
Ia menjelaskan jika terjadi komplikasi di otak atau ke seluruh tubuh maka angka kematian menjadi lebih tinggi.
 
Prosedur pemeriksaan dari cacar monyet bisa dari lesi kulit dan norovirus tentunya sensitivitas pemeriksaan dari cara pengambilan. Semakin baru les maka virus mudah terdeteksi dan sensitivitas menjadi lebih tinggi.