Jakarta: Menteri komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G plate meletakkan batu pertama pembangunan ruang kendali satelit multifungsi SATRIA-1 di Bekasi, Jawa Barat, pada Rabu, 18 Agustus 2021. Satelit tersebut diluncurkan pada November 2023.
Groundbreaking ruang kendali satelit ini bagian dari dimulainya proyek satelit miliki Nusantara. Selain Cikarang, 11 ruang kendali satelit akan dibangun di sejumlah daerah. Di antaranya, Batam, Banjarmasin, Tarakan, Pontianak, Kupang, Ambon, Manokwari, Timika, dan
Jayapura.
“Proyek satelit SATRIA-1 ini merupakan bentuk nyata upaya pemerintah melalui Kominfo untuk menyediakan konektivitas yang inklusif dan merata hingga ke seluruh pelosok negeri” kata Menetri Johnny dalam tayangan Metro Pagi Primetime di Metro TV, Kamis, 19 Agustus 2021.
Satelit SATRIA-1 nantinya akan menyediakan kebutuhan akses internet berkapasitas 150 Gigabyte per detik untuk melayani 150 ribu titik pelayanan publik. Layanan tersebut menyasar 93.900 sekolah dan pesantren, 3.700 puskesmas fasilitas kesehatan dan rumah sakit, 3.900 pusat layanan masyarakat di wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal), 47.900 kantor pemerintahan hingga tingkat desa, serta 600 titik layanan publik lain. (Raja Alif Budhoyo)
Jakarta: Menteri komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G plate meletakkan batu pertama pembangunan ruang kendali satelit multifungsi SATRIA-1 di Bekasi, Jawa Barat, pada Rabu, 18 Agustus 2021. Satelit tersebut diluncurkan pada November 2023.
Groundbreaking ruang kendali satelit ini bagian dari dimulainya proyek satelit miliki Nusantara. Selain Cikarang, 11 ruang kendali satelit akan dibangun di sejumlah daerah. Di antaranya, Batam, Banjarmasin, Tarakan, Pontianak, Kupang, Ambon, Manokwari, Timika, dan
Jayapura.
“Proyek satelit SATRIA-1 ini merupakan bentuk nyata upaya pemerintah melalui Kominfo untuk menyediakan konektivitas yang inklusif dan merata hingga ke seluruh pelosok negeri” kata Menetri Johnny dalam tayangan
Metro Pagi Primetime di
Metro TV, Kamis, 19 Agustus 2021.
Satelit SATRIA-1 nantinya akan menyediakan kebutuhan akses internet berkapasitas 150 Gigabyte per detik untuk melayani 150 ribu titik pelayanan publik. Layanan tersebut menyasar 93.900 sekolah dan pesantren, 3.700 puskesmas fasilitas kesehatan dan rumah sakit, 3.900 pusat layanan masyarakat di wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal), 47.900 kantor pemerintahan hingga tingkat desa, serta 600 titik layanan publik lain.
(Raja Alif Budhoyo) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)
