medcom.id, Jakarta: Sebagian pengemudi taksi daring mendukung kebijakan penggunaan tarif atas-bawah. Kebijakan itu tercantum dalam revisi Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 32 Tahun 2016 tentang Penyelenggaran Angkutan Orang Dengan Kendaraan Bermotor Tidak Dalam Trayek.
Nur Sahid (40), pengemudi Go-Car menegaskan, penetapan tarif itu memihak kepada pengemudi. "Mendukung. Bagus malah, biar tambah enak," kata Nur kepada Metrotvnews.com saat menunggu orderan di Puri Beta, Ciledug, Jumat 24 Maret 2017.
Dia mengaku tidak takut kebijakan tersebut menyurutkan animo masyarakat menggunakan transpotasi berbasis aplikasi. Ia berpendapat baik taksi konvensional maupun daring memiliki keunggulan masing-masing, termasuk soal pelayanan.
Dia juga mengaku tidak takut perang harga dengan taksi konvensional. Menurutnya, tarif yang ditetapkan tak akan berbeda jauh dengan taksi konvensional.
"Enggak lah (mahal), kan sudah disesuaikan dengan taksi konvensional," ucap dia.
Hal senada juga disampaikan Edi, pengemudi Grab-Car. Kebijakan pengaturan tarif diharapkan membantu dirinya dan pengemudi transportasi daring lain mendapatkan keuntungan lebih banyak.
Edi mengatakan, seringkali tarif perjalanan yang ditetapkan Grab-Car tak sesuai dengan biaya perjalanan yang dihabiskan ketika mengantarkan penumpang hingga tujuan. Hal itu dipengaruhi beberapa kendala saat di perjalanan, seperti kemacetan dan lain sebagainya.
"Malahan biaya perjalanan tidak sesuai dengan bayaran yang diterima. Apalagi kita harus memenuhi setoran (membayar kredit mobil)," kata Edi.
Itu pula yang membuat dia mendukung kebijakan pemerintah. Secara pribadi, dia menilai kebijakan yang akan diterapkan pada 1 April 2017 itu tidak merugikan dirinya sebagai pelaku bisnis transportasi online.
"Bagus lah. Tidak ada masalah," ucap dia.
medcom.id, Jakarta: Sebagian pengemudi taksi daring mendukung kebijakan penggunaan tarif atas-bawah. Kebijakan itu tercantum dalam revisi Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 32 Tahun 2016 tentang Penyelenggaran Angkutan Orang Dengan Kendaraan Bermotor Tidak Dalam Trayek.
Nur Sahid (40), pengemudi Go-Car menegaskan, penetapan tarif itu memihak kepada pengemudi. "Mendukung. Bagus malah, biar tambah enak," kata Nur kepada
Metrotvnews.com saat menunggu orderan di Puri Beta, Ciledug, Jumat 24 Maret 2017.
Dia mengaku tidak takut kebijakan tersebut menyurutkan animo masyarakat menggunakan transpotasi berbasis aplikasi. Ia berpendapat baik taksi konvensional maupun daring memiliki keunggulan masing-masing, termasuk soal pelayanan.
Dia juga mengaku tidak takut perang harga dengan taksi konvensional. Menurutnya, tarif yang ditetapkan tak akan berbeda jauh dengan taksi konvensional.
"Enggak lah (mahal), kan sudah disesuaikan dengan taksi konvensional," ucap dia.
Hal senada juga disampaikan Edi, pengemudi Grab-Car. Kebijakan pengaturan tarif diharapkan membantu dirinya dan pengemudi transportasi daring lain mendapatkan keuntungan lebih banyak.
Edi mengatakan, seringkali tarif perjalanan yang ditetapkan Grab-Car tak sesuai dengan biaya perjalanan yang dihabiskan ketika mengantarkan penumpang hingga tujuan. Hal itu dipengaruhi beberapa kendala saat di perjalanan, seperti kemacetan dan lain sebagainya.
"Malahan biaya perjalanan tidak sesuai dengan bayaran yang diterima. Apalagi kita harus memenuhi setoran (membayar kredit mobil)," kata Edi.
Itu pula yang membuat dia mendukung kebijakan pemerintah. Secara pribadi, dia menilai kebijakan yang akan diterapkan pada 1 April 2017 itu tidak merugikan dirinya sebagai pelaku bisnis transportasi online.
"Bagus lah. Tidak ada masalah," ucap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OJE)
